Pacitan – Mimpi warga Pacitan untuk meningkatkan keterampilan terancam kandas. Balai Latihan Kerja (BLK) setempat terpaksa menghentikan sementara operasionalnya karena dana dari pemerintah pusat belum cair. Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Perdagangan dan Tenaga Kerja (Disdagnaker) Pacitan, Acep Suherman, Senin (12/5/2025).
Acep menjelaskan, kebijakan efisiensi anggaran di tingkat daerah membuat program pelatihan terpaksa dihentikan. "Kami masih menunggu anggaran dari APBN. Sementara dari APBD tidak ada alokasi karena efisiensi," ujarnya.

Ironisnya, antusiasme masyarakat untuk mengikuti pelatihan di BLK sangat tinggi. Setiap pembukaan kelas selalu dibanjiri puluhan pendaftar. Tahun lalu, delapan kelas pelatihan yang tersedia, masing-masing hanya mampu menampung 16 peserta dari total pendaftar yang mencapai 60 orang per kelas.

Related Post
Berbagai pelatihan yang ditawarkan, mulai dari komputer grafis dan office, reparasi elektronik, pengelasan, hingga kewirausahaan, semuanya terhenti. Program ini diharapkan bisa menekan angka pengangguran, khususnya di kalangan lulusan muda. Namun, kendala fiskal justru menjadi batu sandungan.
"Kalau pelatihan tidak jalan, daya saing tenaga kerja kita jadi rendah," tegas Acep. Kekhawatiran akan semakin meningkatnya angka pengangguran pun mengemuka, apalagi di tengah maraknya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di sektor swasta.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Pacitan per Agustus 2024 masih 1,56 persen. Yang mengkhawatirkan, lulusan perguruan tinggi menjadi penyumbang terbesar angka pengangguran tersebut. Fakta ini menggarisbawahi pentingnya pelatihan vokasional sebagai penunjang keterampilan praktis yang tak selalu didapat di bangku kuliah.
Situasi ini menjadi tantangan serius bagi Pemkab Pacitan dalam menyiapkan angkatan kerja yang kompetitif. Tanpa pelatihan yang memadai, upaya menurunkan angka pengangguran akan terhambat, bahkan berpotensi menyebabkan stagnasi pembangunan ketenagakerjaan di daerah.
Leave a Comment