Pamekasan – Duka menyelimuti dunia pendidikan Pamekasan. Purwedi Bambang Rusdiyanto, sosok penggerak pendidikan yang dikenal luas, meninggal dunia di RSUD Smart Pamekasan, Selasa (6/7/2025) pukul 22.30 WIB. Kabar kepergian pria kelahiran 1950 ini meninggalkan kesedihan mendalam bagi masyarakat, khususnya mereka yang pernah merasakan sentuhan tangan dinginnya dalam dunia pendidikan.
Semasa hidupnya, Purwedi, atau yang akrab disapa Pur, telah memberikan kontribusi luar biasa. Ia berhasil mengharumkan nama Pamekasan di kancah internasional melalui anak didiknya yang meraih juara bidang sains. Dedikasi Pur terhadap pendidikan tak pernah surut, bahkan hingga akhir hayatnya ia masih aktif memberikan les privat gratis kepada masyarakat.
Alasan di balik pengabdiannya yang luar biasa itu sederhana: ingin memberi manfaat bagi sesama. "Saya tidak mau mati dalam keadaan berbaring di atas kasur, tapi mati ketika sedang berbuat kebaikan kepada orang lain," ujar Pur dalam wawancara dengan Madura Post pada tahun 2023. Prinsip hidupnya, "jangan hidup jika tidak bisa berbuat baik kepada orang lain," menjadi pedoman hidupnya.
Kesaksian demi kesaksian bermunculan dari berbagai kalangan. Kepala SMA Islam Miftahul Ulum, Jam’an, menggambarkan Purwedi sebagai sosok yang ramah dan welcome, bahkan rela menjadi tenaga pendidik di sekolahnya tanpa meminta imbalan. "Beliau selalu antusias untuk membuat anak-anak bisa mengetahui tentang suatu hal. Beliau bisa dibilang sebagai pahlawan pendidikan," kenang Jam’an.
Hal senada disampaikan Hairul Anam, alumni SMA Islam Miftahul Ulum. Ia mengagumi keikhlasan Purwedi mengajar tanpa honor, meskipun jarak rumahnya ke sekolah cukup jauh, sekitar 45 menit perjalanan. Anam mengingat bagaimana Purwedi mengajarkan fisika bukan hanya sebatas teori, tetapi juga mengajarkan makna hidup melalui analogi-analogi inspiratif. "Kalian harus bersyukur hidup di pedesaan. Di sini, kalian bisa menikmati sekaligus belajar atas kekayaan alam semesta, yang diberikan cuma-cuma oleh Allah SWT," begitu kata-kata Purwedi yang diingat Anam.
Muhammad Subhan, Sekretaris Dewan Pendidikan (DP) Pamekasan, menyebut Purwedi sebagai sosok yang istikamah dan ramah, memberikan dampak positif bagi kemajuan pendidikan. "Beliau bisa juga disebut sebagai gurunya guru. Pesan beliau satu, meskipun menjadi orang besar (sukses), jangan pernah berhenti untuk mencari ilmu," ungkap Subhan.
Bahkan, Ketua Dewan Kerja Cabang Gerakan Pramuka Pamekasan, Nurahmad, turut mengenang Purwedi sebagai pembina pramuka yang tegas namun penuh perhatian. "Saya pribadi sangat terkesan dengan kepedulian dan pemikiran beliau. Dalam satu kegiatan, beliau datang, menepuk bahu saya, dan hanya berkata, ‘Kamu kuat, lebih dari yang kamu pikirkan’," kenang Nurahmad.
Kepergian Purwedi meninggalkan jejak abadi di dunia pendidikan Pamekasan. Ia bukan sekadar guru, tetapi teladan bagi generasi penerus untuk selalu berbuat baik dan mengabdi kepada masyarakat.