Sumenep, Madura Post – Keberhasilan Pemkab Sumenep dalam menangani kemiskinan patut diapresiasi. Data BPS Sumenep menunjukkan penurunan angka kemiskinan yang signifikan, menandakan efektivitas program yang digulirkan.
Kepala Bappeda Sumenep, Arif Firmanto, menyatakan bahwa program-program yang digalakkan di era kepemimpinan Bupati Achmad Fauzi Wongsojudo telah berdampak nyata. Bantuan untuk guru ngaji, beasiswa, pembangunan infrastruktur, program RTLH dan BSPS, serta pelatihan keterampilan, menjadi faktor kunci dalam menekan angka kemiskinan.
"Program-program tersebut telah memberikan dampak positif bagi masyarakat," ujar Arif.
Tak hanya itu, sektor ketenagakerjaan juga menunjukkan tren positif. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Sumenep pada tahun 2022 tercatat 1,36 persen, menjadi yang terendah di Jawa Timur. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) juga mengalami peningkatan, dari 67,74 persen pada 2021 menjadi 69,13 persen pada 2023.
Meski demikian, tantangan masih ada, terutama di wilayah dengan tingkat kemiskinan tinggi. Pemerintah berencana untuk memperkuat infrastruktur dan meningkatkan dukungan bagi usaha mikro dan kecil.
Dengan tren penurunan yang positif, Sumenep diharapkan semakin mendekati target pengentasan kemiskinan ekstrem sesuai SDGs 2030.
Kepala BPS Sumenep Joko Santoso mengungkapkan bahwa Sumenep menempati peringkat pertama dalam penanganan kemiskinan di Jawa Timur. Data menunjukkan jumlah penduduk miskin berkurang dari 206,20 ribu jiwa pada 2022 menjadi 196,42 ribu jiwa pada 2024.
Angka kemiskinan di Sumenep pada tahun 2022 mencapai 18,76 persen, menurun menjadi 18,7 persen pada tahun 2023, dan selanjutnya turun menjadi 17,78 persen di tahun 2024. Penurunannya mencapai 0,92 persen.
Dalam periode 2016-2021, angka kemiskinan menunjukkan fluktuasi, dengan puncaknya mencapai 20,51 persen pada tahun 2021 akibat wabah Covid-19. Penurunan dalam tiga tahun terakhir lebih baik dibandingkan dengan periode sebelumnya.