Pamekasan – Serapan pupuk bersubsidi di Pamekasan hingga saat ini masih jauh dari target, bahkan belum mencapai 50 persen. Hal ini diungkapkan oleh Andi Ali Syahbana, Kepala Bidang Produksi Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Pamekasan, Rabu (9/10/2024).
Menurut Andi, penyaluran pupuk bersubsidi disesuaikan dengan kebutuhan petani. Namun, musim tembakau yang sedang berlangsung menjadi faktor utama rendahnya serapan pupuk bersubsidi, karena tembakau bukan komoditas yang menjadi sasaran pupuk bersubsidi.
"Penyerapan pupuk bersubsidi tergantung permintaan dari kebutuhan petani. Karena mulai dari musim tanam tembakau sampai musim panen tembakau itu, kebutuhan dan permintaan dari petani berkurang," jelas Andi.
Data menunjukan, hingga Agustus 2024, serapan pupuk urea baru mencapai 36 persen, sementara pupuk NPK hanya 32 persen. Jatah pupuk urea di Pamekasan mencapai 24.413 ton, dengan sisa 15.694 ton. Sedangkan pupuk NPK sebanyak 23.121 ton, dengan sisa 15.826 ton yang belum terserap.
Untuk memastikan penyaluran pupuk bersubsidi tepat sasaran, Andi mengungkapkan bahwa Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3) melakukan evaluasi setiap bulan. Evaluasi tersebut mencakup ketepatan sasaran dan proses distribusi pupuk bersubsidi.
"Kami melakukan monitoring dan evaluasi, utamanya kedisiplinan dalam pendistribusian pupuk bersubsidi," tegas Andi.