PT WUS Kehabisan Nafas, Dividen Terancam Gagal Dibagikan

Sumenep – PT Wira Usaha Sumekar (WUS), perusahaan milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, tengah menghadapi masa sulit. Pendapatan perusahaan yang selama ini bersandar pada dana

Rista

PT WUS Kehabisan Nafas, Dividen Terancam Gagal Dibagikan

Sumenep – PT Wira Usaha Sumekar (WUS), perusahaan milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, tengah menghadapi masa sulit. Pendapatan perusahaan yang selama ini bersandar pada dana participating interest (PI) dari perusahaan minyak dan gas bumi (migas) Medco, merosot drastis. Akibatnya, PT WUS terancam gagal membagi dividen kepada para pemegang saham.

Direktur Operasional PT WUS, Zainul Ubbadi, mengungkapkan bahwa pendapatan dari PI Medco terus menyusut setiap tahunnya. "Perolehan yang seharusnya dibagikan sebagai dividen tahun ini tidak bisa kami berikan karena dana yang masuk hanya cukup untuk biaya operasional," ujar Zainul.

PT WUS Kehabisan Nafas, Dividen Terancam Gagal Dibagikan

Data menunjukkan bahwa pendapatan PT WUS dari PI Medco pada tahun 2023 lalu hanya mencapai Rp134.963.653. Angka ini jauh menurun dibandingkan tahun 2019 yang mencapai Rp10.197.872.285.

Pemkab Sumenep sebagai pemegang saham terbesar PT WUS dengan kepemilikan 75 persen, tentu merasakan dampak langsung dari penurunan ini. Saham lainnya dipegang oleh PD Sumekar (0,45 persen), Agus Suryawan (0,05 persen), dan PT MMI (24 persen).

Zainul menjelaskan bahwa pembagian PI migas tersebut memang 10 persen, namun dibagi menjadi tiga bagian. "Lima persen untuk pemilik modal, 2,5 persen untuk Pemerintah Provinsi Jawa Timur, dan sisanya baru masuk ke PT WUS," jelasnya.

Selain mengelola pendapatan dari PI, PT WUS juga memiliki usaha stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di lima lokasi, yaitu Kecamatan Batuan, Lenteng, Batang-Batang, Nonggunong, dan wilayah Pamekasan. "Keuntungan dari SPBU dibagi dua, 50 persen untuk perusahaan dan 50 persen untuk pemegang saham," tambah Zainul.

Menurunnya pendapatan dari PI Medco dinilai wajar oleh Zainul. "Migas merupakan sumber daya yang terbatas dan akan habis jika terus menerus dibor," katanya. Kontrak PI dengan Medco sendiri diprediksi akan berakhir pada tahun 2027.

Zainul memprediksi bahwa pendapatan PT WUS dari PI Medco pada tahun 2024 ini hanya akan mencapai Rp50 juta. "Jumlah tersebut tidak cukup untuk menutupi biaya operasional," pungkasnya.

Kondisi ini tentu menjadi tantangan berat bagi PT WUS. Keberlangsungan perusahaan dan pembagian dividen kepada para pemegang saham, khususnya Pemkab Sumenep, kini berada di ujung tanduk.

Mohon maaf, Foto memang tidak relevan. Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Klik Laporkan. Terima Kasih
Laporkan

Tags

Related Post

Tinggalkan komentar