Bojonegoro – Polemik mewarnai debat publik calon wakil bupati (cawabup) Bojonegoro yang batal digelar Sabtu (19/10/2024). Sukur Priyanto, anggota tim pemenangan pasangan calon (paslon) Bupati dan Wakil Bupati Setyo Wahono-Nurul Azizah, menyebut sikap Cawabup nomor 01, Farida Hidayati, memalukan.
"Farida ngotot mengajak Teguh Haryono naik ke atas panggung untuk mendampinginya. Padahal, itu melanggar kesepakatan format debat," ungkap Sukur di lokasi debat.
Ketua DPC Partai Demokrat Bojonegoro ini menilai, sikap Farida yang ingin mengajak calon bupati (cabup) Teguh Haryono ke atas panggung menunjukkan ketidakmampuannya dalam menghadapi Nurul Azizah. "Mestinya dia mengaku saja kalau tidak berani. Tak punya nyali. Jangan berdalih-dalih. Lucu. Anak kecil saja tahu," sindir Sukur.
Sukur menyesalkan pembatalan debat yang dinantikan satu juta warga Bojonegoro. "Debat ini dibiayai negara. Dengan dibubarkan, satu juta rakyat kecewa dan negara merugi," tegasnya.
Namun, Hasan Abrori, Ketua Tim Pemenangan Teguh Haryono-Farida Hidayati, berpendapat bahwa tindakan Farida sudah sesuai aturan. "Berdasarkan Peraturan KPU Nomor 13 dan Keputusan KPU Nomor 1363, debat seharusnya dilakukan antar pasangan calon," ujar Sekretaris DPC PDI Perjuangan ini.
Perlu diketahui, format debat telah disepakati dalam rapat koordinasi KPU Bojonegoro pada 24 September 2024. Dalam berita acara tersebut, tertuang kesepakatan bahwa debat publik akan dilaksanakan 3 (tiga) kali, dengan melibatkan masing-masing calon wakil bupati, calon bupati, dan pasangan calon.
Pembatalan debat ini tentu menjadi sorotan publik. Apakah Farida Hidayati memang tidak siap berdebat sendiri? Atau ada strategi lain di balik pembatalan ini?
