MaduraPost – Benjolan di leher kiri bisa menjadi tanda berbagai kondisi, mulai dari infeksi ringan hingga penyakit serius. Untuk mengetahui penyebab dan cara mengatasinya, penting untuk memahami berbagai kemungkinan penyebabnya.
Beberapa penyebab umum benjolan di leher kiri meliputi:
- Infeksi di bawah permukaan kulit: Infeksi ini bisa menyebabkan pembengkakan dan rasa nyeri.
- Nodul tiroid: Benjolan ini bisa berisi cairan atau padat, dan biasanya tidak berbahaya. Namun, dalam beberapa kasus, bisa menjadi tanda kanker.
- Kista: Benjolan ini tumbuh lambat di bawah kulit, memiliki permukaan halus, dan biasanya tidak menimbulkan rasa sakit.
- Bisul: Benjolan ini berwarna merah dan nyeri, dengan bagian tengah berwarna kuning atau putih.
- Reaksi alergi: Alergi terhadap berbagai zat, seperti detergen, sampo, dan tabir surya, bisa menyebabkan iritasi di leher.
- Lipoma: Tumor jinak yang tumbuh di bawah kulit.
- Mononukleosis: Infeksi virus menular yang dapat berlangsung berbulan-bulan.
- Kanker: Benjolan di leher bisa menjadi tanda kanker di leher atau kelenjar sekitarnya.
Cara Mengatasi Benjolan di Leher Kiri
Jika Anda menemukan benjolan di leher kiri, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan dan menentukan penyebab benjolan.
Beberapa kondisi, seperti pembengkakan kelenjar getah bening karena infeksi, virus, dan peradangan umum, tidak terlalu memprihatinkan. Namun, beberapa infeksi yang lebih serius, seperti mononukleosis atau HIV, juga dapat menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening di leher.
Infeksi kelenjar ludah biasanya mudah diobati dengan antibiotik. Infeksi yang kurang serius juga dapat diobati dengan pengobatan rumahan, seperti minum banyak air dengan lemon, memijat kelenjar yang terkena, dan membilas dengan air garam.
Kapan Harus Ke Dokter?
Anda mungkin memerlukan perhatian medis untuk benjolan leher jika memiliki gejala berikut:
- Benjolan bertahan lebih lama dari dua hingga tiga minggu.
- Batuk terus-menerus.
- Benjolan semakin besar.
- Benjolan mengecil namun tidak hilang sama sekali.
- Demam lebih tinggi dari 38°C.
- Gangguan pendengaran atau nyeri telinga pada sisi yang sama dengan massa leher.
- Kesulitan menelan atau nyeri.
- Nyeri leher atau tenggorokan.
- Suara serak yang sedang berlangsung atau perubahan suara.
- Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan.
- Sakit tenggorokan atau hidung tersumbat yang tidak kunjung sembuh.
- Sulit bernapas.
- Lemah.
- Benjolan lembut.
Berita ini juga terbit di: www.vritimes.com/id.