MaduraPost melaporkan, Arfiana Maulina Fatimah, atau yang akrab disapa Arfiana atau Anna, adalah seorang anak muda Indonesia yang membuktikan bahwa usia muda bukanlah penghalang untuk menciptakan dampak signifikan. Arfiana, yang memiliki darah Dayak dan Jawa serta merupakan cucu dari R.S. Soebroto, mewarisi semangat juang dan kepedulian sosial dari ibunya, seorang guru dan perempuan Indigenous Dayak. Semangat ini telah membawanya menjadi aktivis lingkungan, pemimpin muda, social entrepreneur, dan kreator konten edukasi yang berpengaruh.
Sejak usia 16 tahun, Arfiana telah mendirikan Thirst Project Jakarta, yang kemudian berkembang menjadi Thirst Project Indonesia, dan pada usia 21 tahun resmi menjadi WateryNation Foundation di bawah Yayasan Tirta Artha Asri. Melalui WateryNation, Arfiana menjalankan kampanye edukasi air bersih dan berinovasi di bidang lingkungan, termasuk memperkenalkan lerak sebagai pengganti deterjen kimia. Inovasi ini telah membuahkan sejumlah penghargaan bergengsi, seperti Top 20 Jakbee Social Innovation Award dan partisipasi di berbagai forum internasional seperti APFSD Youth Forum di Bangkok.

Arfiana membiayai kuliahnya sendiri di BINUS University dengan bekerja freelance dan magang di berbagai bidang. Baginya, kemandirian ini bukan hanya soal finansial, tetapi juga komitmen untuk membuktikan kemampuan anak muda dalam meraih kesuksesan.
Melalui WateryNation, Arfiana meluncurkan kampanye “1 Konten = 1 Pohon” melalui platform LindungiHutan, mengajak publik berpartisipasi dalam penanaman mangrove di Pulau Pari. Ia juga mendirikan Alira Alura, sebuah usaha sosial yang mempromosikan produk ramah lingkungan. Arfiana aktif berbagi pengalamannya membangun social enterprise dan berpartisipasi dalam berbagai festival lingkungan.
Sejak SMA, Arfiana telah meraih berbagai prestasi akademik dan kompetisi, termasuk di bidang digital campaign. Di BINUS University, ia mengambil mata kuliah lintas jurusan dan aktif dalam berbagai kegiatan kampus. Ia juga telah mewakili Indonesia di berbagai forum internasional, termasuk ECOSOC Youth Forum dan ASEAN Youth Interfaith Camp. Arfiana juga menjabat berbagai posisi kepemimpinan, seperti Chief Marketing Officer ASEAN-Australia Strategic Youth Partnership dan Shaper di Global Shapers Community Bandung. Di industri kreatif, ia memimpin GameJamPlus Indonesia dan bekerja di GAMESEED.ID. Ia juga menjadi Mitra Muda UNICEF dalam program WASH.
Meskipun menghadapi tantangan pribadi seperti bullying, tinnitus, dan Sudden Sensorineural Hearing Loss (SNHLs), Arfiana tetap konsisten berkarya. Dengan kombinasi mental juara, wawasan global, dan kepedulian sosial, Arfiana merupakan contoh generasi muda Indonesia yang berdaya dan berdampak global.
Berita ini juga terbit di: www.vritimes.com/id