Layanan pengaduan konsumen secara digital di Pamekasan, Madu Koncer, masih belum dilirik oleh masyarakat. Sejak diluncurkan, website khusus pengaduan konsumen ini sepi pengakses.
"Website-nya sendiri tidak bermasalah, tetap aktif. Hanya saja, memang minim peminat," ungkap Raihan Akbar, Kepala Bidang Pembinaan dan Pengawasan Konsumen Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pamekasan.
Padahal, menurut Raihan, pengaduan melalui website terbilang lebih efektif. Namun, masyarakat masih menganggapnya terlalu rumit. Meskipun telah gencar melakukan sosialisasi terkait keberadaan dan cara penggunaan Madu Koncer, respon masyarakat masih minim.
"Masyarakat masih lebih memilih cara manual," tambah Raihan.
Meskipun pengaduan melalui Madu Koncer minim, Disperindag Pamekasan tetap melakukan pengawasan ke sejumlah pasar dan toko untuk mencegah peredaran produk tidak layak konsumsi.
"Tahun ini, anggaran pengawasan mencapai Rp40 juta. Kami berharap pengawasan tahun ini lebih optimal dan masyarakat dapat memanfaatkan layanan pengaduan jika menemukan produk tidak layak konsumsi," pungkas Raihan.
Minimnya pengaduan melalui Madu Koncer menunjukkan bahwa masyarakat Pamekasan masih tertinggal dalam memanfaatkan layanan digital. Disperindag Pamekasan perlu meningkatkan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat agar mereka lebih familiar dengan layanan digital dan berani menggunakannya.