Artikel ini diadaptasi dari informasi yang terdapat di MaduraPost. Uji emisi menjadi syarat penting bagi kendaraan bermotor, terutama di kota-kota besar yang semakin ketat aturannya terkait polusi udara. Lulus uji emisi menunjukkan kendaraan dalam kondisi optimal dan ramah lingkungan. Namun, banyak pemilik mobil tak menyadari kendaraannya mungkin tak memenuhi standar emisi. Kondisi mesin yang kurang terawat, bahan bakar yang salah, hingga usia kendaraan tua bisa jadi penyebab kegagalan uji emisi, yang berakibat pada sanksi seperti denda atau pembatasan perpanjangan pajak. Oleh karena itu, penting mengenali ciri-ciri mobil yang tak lulus uji emisi sejak dini.
Berikut beberapa ciri-ciri mobil yang berpotensi gagal uji emisi:

-
Knalpot Bocor: Knalpot yang bocor atau keropos menyebabkan tekanan gas buang tak stabil, mengganggu kinerja mesin, dan meningkatkan emisi secara drastis.
-
Penggunaan Oli yang Tidak Sesuai: Oli mesin dengan tingkat kekentalan (SAE) yang salah atau jarang diganti membuat proses pembakaran kurang sempurna, meningkatkan emisi, dan berisiko gagal uji emisi. Ganti oli secara rutin sesuai rekomendasi pabrikan.
-
Penyumbatan pada Injector: Injector yang tersumbat kotoran, seperti sulfur dari bahan bakar, mengganggu performa mesin, menyebabkan pembakaran tidak sempurna, boros bahan bakar, dan menghasilkan asap hitam yang meningkatkan emisi.
-
Pemilihan Bahan Bakar yang Tidak Tepat: Bahan bakar yang tak sesuai dengan rasio kompresi mesin meningkatkan kadar HC (hidrokarbon), NOx (oksida nitrogen), dan CO (karbon monoksida) dalam gas buang. Mesin kompresi tinggi butuh bahan bakar beroktan tinggi untuk pembakaran efisien.
-
Proses Pembakaran yang Tidak Sempurna: Pembakaran tak sempurna, misalnya knocking pada mesin kompresi tinggi yang menggunakan bahan bakar beroktan rendah, menyebabkan putaran mesin tak stabil dan meningkatkan timbunan karbon, sehingga kadar emisi meningkat.
Perawatan rutin adalah kunci agar kendaraan tetap prima dan lolos uji emisi. Pastikan penggunaan bahan bakar dan oli sesuai spesifikasi, dan lakukan pengecekan berkala pada sistem pembakaran dan pembuangan. Dengan demikian, mobil menjadi lebih ramah lingkungan dan efisien bahan bakar.
Berita ini juga terbit di: www.vritimes.com/id