Lingkup pekerjaan PTPP meliputi reklamasi dan perbaikan tanah di Terminal Petikemas 2 (CT2), Inner Port Road, dan Reserved Area. Pekerjaan juga mencakup pembangunan dermaga CT2 sepanjang 800 meter dan dermaga CT3 sepanjang 150 meter, pengerukan kolam dermaga CT2, pembangunan breakwater, serta penggunaan teknologi inovatif. Teknologi-teknologi tersebut antara lain metode Vacuum Preloading untuk stabilisasi tanah lunak, penggunaan material hasil pengerukan untuk reklamasi, BIM (Building Information Modeling) dan Drone LIDAR untuk pengukuran presisi, serta pemanfaatan semen slag sebagai bagian dari green construction. Proyek ini juga menggunakan tiang pancang baja berdiameter 2 meter dan panjang 50 meter, yang merupakan yang terbesar dan terpanjang di Indonesia tanpa sambungan.
Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia, Arif Suhartono, mengapresiasi kualitas pekerjaan yang rapi dan bagus. Ia optimis, dengan sinergi dan inovasi teknologi, proyek ini akan selesai tepat waktu dan meningkatkan daya saing Pelabuhan Tanjung Priok. Corporate Secretary PTPP, Joko Raharjo, menambahkan bahwa reklamasi memanfaatkan material lumpur hasil pengerukan untuk membentuk area baru seluas 260 hektare, dan perbaikan tanah seluas 100 hektare menggunakan metode Vacuum Preloading.

Berita ini juga terbit di: www.vritimes.com/id