Sumenep – Kekhawatiran menyelimuti para petani tembakau di Sumenep. Pasalnya, sejumlah gudang pembelian tembakau mulai menunjukkan tanda-tanda penutupan, sementara panen masih berlangsung.
Zammil, petani asal Lenteng, mengungkapkan keresahannya. "Sampai sekarang, sulit menjual tembakau. Padahal, masih banyak petani yang panen. Kami berharap pemerintah bisa memperjuangkan nasib kami," ujar Zammil, Minggu (6/10/2024).
Senada dengan Zammil, Sahudi, petani asal Bluto, juga khawatir. "Tembakau gunung maupun sawah masih banyak. Kami takut harga jualnya anjlok karena gudang mulai tutup," ungkap Sahudi.
Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sumenep, Abd. Rahman Riyadi, menyatakan bahwa penutupan gudang merupakan hak pengelola atau pabrikan. "Kami tidak bisa memastikan apakah ada gudang yang tutup atau tidak. Yang jelas, saat ini ada 9 gudang yang masih membuka pembelian. Izin mereka berlaku selama musim panen, jadi tidak perlu izin lagi untuk tutup," tegasnya.
Data DPMPTSP Sumenep menyebutkan bahwa target pembelian tembakau tahun ini adalah 6.650 ton.
Juhari, anggota DPRD Sumenep, menyoroti kurangnya data serapan pembelian tembakau di Sumenep. "Jika data tidak jelas, maka akan terjadi ketidakpastian seperti sekarang. Pemkab Sumenep harus memiliki data serapan pembelian tembakau agar bisa memantau situasi dan memastikan kesejahteraan petani," tegas Juhari.
Para petani berharap agar Pemkab Sumenep dapat segera mengambil langkah konkret untuk menekan pabrikan agar tetap membuka pembelian tembakau, sehingga hasil panen mereka tidak terbuang sia-sia.