Pilkada Surabaya: Kandidat Tunggal, Partai Politik Gagal?

Pengamat politik Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Surokim Abdussalam, menilai Pilkada Surabaya tahun 2024 sudah selesai. Pasalnya, hanya ada satu calon tunggal, yaitu Eri Cahyadi –

Redaksi

Pilkada Surabaya: Kandidat Tunggal, Partai Politik Gagal?

Pengamat politik Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Surokim Abdussalam, menilai Pilkada Surabaya tahun 2024 sudah selesai. Pasalnya, hanya ada satu calon tunggal, yaitu Eri Cahyadi – Armuji, pasangan petahana yang didukung oleh koalisi gemuk 18 partai politik.

"Saya sering berseloroh, Kota Surabaya itu sudah selesai pemilunya. Secara formal yuridis, tahapan prosedurnya saja yang belum selesai. Akan tetapi faktualnya sudah selesai," ujar Surokim.

Pilkada Surabaya: Kandidat Tunggal, Partai Politik Gagal?

Menurut Surokim, koalisi gemuk partai di kubu Eri Cahyadi dan Armuji merupakan kenyataan politik hari ini. Dia memprediksi suara kotak kosong di Surabaya paling tinggi hanya 7 persen.

"Tidak akan signifikan. Kalau prediksi saya suara kotak kosong di Surabaya itu, paling tinggi hanya 7 persen," jelasnya.

Pilkada Surabaya 2024 yang nihil penantang ini, menurut Surokim, merupakan fenomena aneh yang jarang terjadi. Dia menafsirkannya sebagai kegagalan partai politik di Kota Surabaya.

"Catatan kritis yang harus diberikan kepada partai partai politik di Surabaya itu (mereka) gagal untuk memproduksi, menyiapkan, kadernya guna menjadi stok pemimpin publik berkualitas," papar Surokim.

Surokim menilai keadaan ini tidak baik bagi demokrasi elektoral. Dia mengatakan partai politik di Surabaya hanya menjadi pemandu sorak, cheerleader, yang bertepuk tangan kepada pasangan calon dari kader partai lain.

"Saya umpamakan partai partai di Kota Surabaya itu menjadi pemandu sorak cheerleader, bertepuk tangan, menepuki kader partai yang lain," ucapnya.

"Semestinya, kalau ingin demokrasi elektoral kita sehat, pemilu ini harus ada penantangnya, harus ada pembanding. Karena ini erat kaitannya dengan literasi politik kepada masyarakat," imbuh Surokim.

Surokim menilai koalisi gemuk 18 partai yang mengerucut pada satu bakal calon ini, hanya mementingkan hubungan pragmatis jangka pendek. Mereka mengincar sharing power di kubu koalisi.

"Mereka partai politik pragmatis, untuk keperluan jangka pendek. Padahal termasuk incumbent pun juga bukan malaikat pasti ada evaluasi, ada kritik, dan hal hal itu tadi dibutuhkan dalam demokrasi," tandasnya.

Dalam Pilkada Surabaya tahun 2024 ini, hanya terdapat satu pasangan calon petahana Eri Cahyadi – Armuji, yang mencalonkan diri sebagai kandidat Walikota Surabaya, periode 2024 – 2029. Eri Cahyadi – Armuji disokong oleh koalisi gemuk 18 partai politik, termasuk PDI Perjuangan, PKB, Demokrat, PKS, PAN, PPP, Gerindra, Golkar, NasDem dan PSI.

Mohon maaf, Foto memang tidak relevan. Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Klik Laporkan. Terima Kasih
Laporkan

Tags

Related Post

Tinggalkan komentar