Pemerintah Kota Malang serius dalam upaya mengentaskan kemiskinan di wilayahnya. Salah satu strategi yang dijalankan adalah dengan memperkuat kolaborasi antara Badan Amil Zakat (Baznas) Kota Malang, Lembaga Amil Zakat (LAZ), dan Unit Pengumpulan Zakat (UPZ).
Penjabat Wali Kota Malang, Iwan Kurniawan, meyakini bahwa kolaborasi menjadi kunci utama dalam memberantas kemiskinan. Menurutnya, dengan kerja sama yang solid dari berbagai pihak, masyarakat yang selama ini menjadi penerima zakat dapat diberdayakan dan menjadi lebih mandiri.
Iwan menekankan pentingnya sistem pendistribusian zakat yang lebih efektif. Lembaga zakat, menurutnya, harus fokus pada pemberdayaan, bukan hanya memberikan bantuan sementara. "Memberikan pelatihan keterampilan, modal usaha, atau alat wirausaha sangat dibutuhkan agar penerima zakat bisa mandiri dan mencari nafkah secara berkelanjutan," tegas Iwan.
"Jika kita memberikan kail, mereka tidak hanya diberi bantuan sekali, tetapi mereka belajar untuk mandiri dan mencari rezeki dengan usaha mereka sendiri. Inilah konsep pemberdayaan yang harus kita dorong," tambah Iwan.
Iwan juga mengingatkan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana zakat. Hal ini bertujuan agar manfaatnya benar-benar dirasakan oleh masyarakat yang membutuhkan.
"Peningkatan kapasitas pengelola zakat sangat penting. Melalui LAZ dan UPZ yang lebih profesional, kita bisa memastikan bahwa zakat yang terkumpul bisa dikelola secara optimal dan memberikan dampak yang nyata bagi kesejahteraan umat," ujar Iwan.
Iwan berharap agar para LAZ dan UPZ di Kota Malang dapat mengajak para muzakky atau pemberi zakat untuk berzakat dengan lebih aktif dan ikhlas.
"Saya mengapresiasi kegiatan ini. Tentu perhatian pemerintah dan seluruh stakeholder disini dikumpulkan dengan beberapa lembaga yang berperan sangat besar untuk pengelolaan zakat selain Baznas. Ke depan, saya berharap melalui forum seperti ini ada beberapa rencana aksi yang akan kita susun untuk meningkatkan pelaksanaan zakat di Kota Malang," tutup Iwan.