MaduraPost melaporkan, evolusi pesat digital marketing menuju tahun 2025 menuntut adaptasi dari pelaku industri. Andrea Wiwandhana, pendiri CLAV Digital, memberikan pandangannya mengenai navigasi lanskap digital yang dinamis ini. Menurutnya, kesalahan umum adalah hanya memandang digital marketing sebagai konten atau media sosial semata. "Digital marketing mencakup SEO, manajemen reputasi, dan strategi berbasis data. Memahami cakupan yang lebih luas sangat penting untuk memaksimalkan potensinya," ujar Andrea.
CEO Google, Sundar Pichai, telah mengumumkan fokus besar Google pada AI di tahun 2025. Teknologi seperti Gemini dan Project Astra diprediksi akan mengubah interaksi pengguna dengan informasi, menggeser peran kotak pencarian tradisional dengan pengalaman berbasis AI yang lebih personal. Andrea menambahkan, "Ini bukan hanya tentang bagaimana orang mencari informasi, tetapi juga bagaimana mereka menggunakannya. Project Mariner, misalnya, memudahkan pemindahan data antar aplikasi – peluang besar bagi bisnis."
Namun, perubahan ini juga menghadirkan tantangan. Profesional SEO dan pembuat konten harus beradaptasi dengan model pencarian multimodal yang menggabungkan teks, gambar, dan suara.
Sebagai digital agency di Jakarta dan Bali, CLAV Digital berkomitmen membantu bisnis beradaptasi. Selain jasa manajemen reputasi, CLAV Digital mengelola aset digital seperti ceritahantu.id, jualbisnis.id, dan propertikini.com, yang menunjukkan penerapan teknologi untuk berbagai industri. Andrea menekankan pentingnya adaptasi terhadap teknologi baru. "CLAV Digital tidak hanya mengikuti tren, tetapi juga berupaya menjadi bagian dari inovasi. Penggunaan AI meningkatkan efisiensi dan hasil untuk klien kami," jelasnya.
Dengan fokus dunia pada AI, profesional digital marketing perlu merevisi strategi mereka. Tahun 2025 adalah momentum untuk berinovasi, beradaptasi, dan memanfaatkan teknologi baru agar tetap relevan.
Berita ini juga terbit di: www.vritimes.com/id
