MaduraPost melaporkan, MacPop, produk makaroni panggang berbahan dasar labu kuning karya tujuh mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur (UPNVJT), telah sukses menarik perhatian sejak diluncurkan Juni 2023. Lahir dari program Pengembangan Potensi Mahasiswa Wirausaha (P2MW) Kemendikbudristek, MacPop menawarkan solusi inovatif untuk mendukung petani dan mengurangi limbah pangan.
MacPop hadir dalam lima varian rasa (Original, Barbeque, Balado, Coklat, dan Vanilla) dengan harga Rp15.000 per kemasan pouch. Inovasi ini tidak hanya berfokus pada rasa dan aroma autentiknya yang dihasilkan dari proses pemanggangan, tetapi juga menjawab permasalahan sosial yang dihadapi petani labu kuning. Harga jual labu kuning di tingkat petani yang rendah (Rp2.500-Rp5.000/kg) dibandingkan harga di pasaran (lebih dari Rp15.000/kg) menjadi pendorong utama terciptanya MacPop. Ketua tim MacPop, yang berasal dari keluarga petani, ingin meningkatkan nilai jual hasil panen dan memberikan penghasilan yang lebih baik bagi para petani.
Pemilihan labu kuning sebagai bahan baku juga didorong oleh keinginan untuk mengurangi limbah pangan. Labu kuning yang sebelumnya hanya diolah menjadi waluh kukus atau sayur, kini memiliki alternatif olahan yang menarik dan diterima luas. Selain lezat, labu kuning juga kaya manfaat kesehatan, seperti meningkatkan imunitas, menjaga kesehatan mata, dan menurunkan risiko kanker.
MacPop telah menjalin kemitraan dengan petani di Solokuro, Payaman, dan Sugihan, membeli hasil panen langsung dengan harga yang lebih adil. Penjualan MacPop pun cukup menggembirakan, mencapai 800-1.000 kemasan per bulan melalui berbagai saluran distribusi, termasuk WhatsApp, Shopee, TikTok Shop, dan pameran-pameran besar. Produk ini juga telah tersertifikasi halal (ID 35110 00414979 0623).
Ke depan, MacPop berambisi untuk go internasional, meski masih terkendala izin BPOM. Mereka juga berencana memperluas kemitraan dengan petani, membangun fasilitas produksi yang lebih besar, serta menyediakan pupuk dan bibit gratis untuk meningkatkan produktivitas. Bahkan, rencana produksi tepung labu kuning untuk memenuhi permintaan pasar makanan gluten-free juga tengah digarap.
Berita ini juga terbit di: www.vritimes.com/id
