Surabaya, Madura Post – Momentum Hari Tani Nasional dimanfaatkan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Surabaya untuk menyuarakan aspirasi petani. Konsolidasi bertajuk "Petani Kuat, Bangsa Berdaulat" digelar dengan melibatkan seluruh Dewan Pimpinan Komisariat (DPK) GMNI se-Surabaya. Aksi ini menjadi wadah strategis untuk mengurai benang kusut persoalan agraria yang menghimpit petani.
Sekretaris Jenderal DPC GMNI Surabaya, Razak Amrullah Ramadhan, menegaskan bahwa aksi ini bukan sekadar diskusi tanpa makna. GMNI Surabaya berencana menggelar "Live In" selama dua hari satu malam di kawasan pertanian Lakarsantri. Tujuannya, untuk menyelami langsung denyut nadi kehidupan petani dan memahami tantangan yang mereka hadapi.

"Kami ingin merasakan langsung apa yang dialami petani di lapangan. Hasilnya akan kami olah menjadi kajian akademik dan kami suarakan kepada pihak-pihak terkait," ujar Razak di Wisma Marinda GMNI, Rabu (24/9/2025).

Related Post
Dalam konsolidasi tersebut, GMNI Surabaya menyoroti berbagai masalah krusial, mulai dari ketimpangan akses tanah, konflik agraria dengan pengembang, hingga minimnya kepastian hukum bagi petani. Razak menilai, hal ini menjadi batu sandungan bagi kesejahteraan petani dan ketahanan pangan nasional.
"Pemerintah harus memperkuat implementasi Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) sesuai amanat UUPA 1960. Ini penting untuk melindungi hak atas tanah petani dan meminimalisir sengketa agraria," tegasnya.
Wakabid Politik DPC GMNI Surabaya, Mochamad Dewa Surya Fijana, menambahkan bahwa pihaknya akan mengumpulkan data akurat dari petani sebagai dasar penyusunan rekomendasi kebijakan. Data ini akan diserahkan kepada dinas dan lembaga terkait agar kebijakan yang dihasilkan benar-benar menjawab kebutuhan petani.
"GMNI Surabaya mendorong pemerintah untuk memperhatikan hak akses atas tanah petani agar kesejahteraan mereka benar-benar terwujud. Kami juga mengajak generasi muda untuk lebih peduli terhadap nasib petani melalui aksi nyata," ungkap Dewa.
Dewa meyakini bahwa keterlibatan generasi muda sangat krusial dalam menjaga kedaulatan pangan nasional. Menurutnya, petani bukan hanya sekadar produsen, tetapi juga garda terdepan pertahanan negara di bidang pangan.
"Dengan langkah ini, kami berharap perjuangan petani mendapat perhatian serius dari pemerintah. Kesejahteraan mereka adalah fondasi utama dalam mewujudkan kedaulatan pangan nasional," pungkasnya.
Tinggalkan komentar