Salah Lokasi Jadi Biang Kerok Polemik Alpukat di Kawah Wurung?

Bondowoso, Madura Post – Rencana penanaman ribuan pohon alpukat di kawasan Kawah Wurung, Bondowoso, memicu kontroversi yang meluas di media sosial. Perhutani, DPRD, dan Dinas Pariwisata Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disparbudpora) Bondowoso mengakui adanya kesalahan teknis dan miskomunikasi sebagai akar permasalahan ini.

Administratur Perhutani KPH Bondowoso, Misbakhul Munir, menjelaskan bahwa tumpang tindih izin pemanfaatan lahan menjadi penyebab utama polemik. Menurutnya, petak lahan yang direncanakan untuk penanaman alpukat ternyata juga memiliki izin untuk pengembangan wisata Kawah Wurung.

Salah Lokasi Jadi Biang Kerok Polemik Alpukat di Kawah Wurung?
Gambar Istimewa : media.beritajatim.com

"Petak 92c yang beririsan dengan kawasan wisata Kawah Wurung, kini sudah kami alihkan ke petak yang memang diperuntukkan bagi tanaman alpukat," ujar Misbakhul Munir, Rabu (19/11/2025). Ia menambahkan, Perhutani baru sebatas membuat lubang tanam dan belum melakukan penanaman alpukat. Rencananya, 3.000 pohon alpukat akan ditanam di lahan seluas 30-40 hektare.

COLLABMEDIANET

Penolakan dari masyarakat didasari kekhawatiran rusaknya ikon pariwisata Bondowoso, yaitu savana Kawah Wurung. Perhutani sendiri merasa dilema karena sebelumnya mendapat desakan untuk melakukan penghijauan di kawasan tersebut.

"Kami dilema. Satu sisi disuruh menghijaukan, satu sisi mempertahankan keasrian wisata," keluh Munir.

Saat ini, lokasi penanaman dialihkan ke kawasan agroforestry sayur. Namun, Perhutani masih melakukan pengukuran dan berkoordinasi dengan masyarakat penggarap lahan agar tidak menimbulkan gesekan.

Wakil Ketua DPRD Bondowoso, Sinung Sudrajad, mengapresiasi pembatalan penanaman di Kawah Wurung. Ia menegaskan bahwa kawasan tersebut merupakan aset pariwisata strategis yang memerlukan kajian matang sebelum dilakukan perubahan apapun.

"Kami harap ke depan, rencana penghijauan atau lainnya harus dikaji dengan cermat, berlandaskan hukum, RT/RW, AD/ART, serta klausul kerja sama yang jelas antara pemerintah daerah, Perhutani, dan BUMN lain," tegas Sinung.

Sinung juga menanggapi alasan sebagian pihak yang mendukung penanaman alpukat untuk menghalangi kendaraan jeep yang merusak savana. Menurutnya, solusi yang lebih tepat adalah melarang kendaraan roda empat masuk ke area savana atau membuat jalur khusus.

Plt Kepala Disparbudpora Bondowoso, Andrie Antio Zola, menyampaikan terima kasih kepada masyarakat dan pegiat wisata atas kepeduliannya terhadap kelestarian Kawah Wurung. Ia menegaskan bahwa savana Kawah Wurung akan tetap dipertahankan sebagai ikon wisata Bondowoso yang banyak diminati oleh kreator konten.

"Komunikasi terakhir dengan Perhutani menyebut rencana reboisasi akan dilakukan di titik lain. Untuk lokasinya kami masih menunggu update," kata Zola.

Andrie mengakui bahwa polemik ini disebabkan oleh miskomunikasi antar lembaga terkait. Pihaknya berjanji akan lebih berhati-hati dan melakukan kajian mendalam dalam setiap rencana pengembangan di kawasan wisata.

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Laporkan! Terima Kasih

Tags:

Ikutikami :

Tinggalkan komentar