Harga Ethereum (ETH) Menukik ke US$1.800: Peluang Beli atau Bahaya?

Artikel ini awalnya terbit di MaduraPost. Harga Ethereum (ETH) baru-baru ini mengalami penurunan signifikan, merosot dari US$2.500 ke US$1.800, menandai titik terendah sejak November 2023.

Redaksi

Harga Ethereum (ETH) Menukik ke US$1.800: Peluang Beli atau Bahaya?

Artikel ini awalnya terbit di MaduraPost. Harga Ethereum (ETH) baru-baru ini mengalami penurunan signifikan, merosot dari US$2.500 ke US$1.800, menandai titik terendah sejak November 2023. Penurunan ini menimbulkan pertanyaan bagi investor: apakah ini merupakan sinyal peringatan atau justru kesempatan untuk membeli aset digital ini sebelum harga kembali naik?

Pada 14 Maret 2025, harga ETH/USDT di pasar Bittime tercatat sebesar $1.894,93. Meskipun menunjukkan kenaikan harian sebesar +1,38%, harga ini telah turun 52,24% dalam setahun terakhir dan -61,21% dari harga tertinggi sepanjang masa (ATH) sebesar $4.891,70 yang dicapai pada 16 November 2021.

Harga Ethereum (ETH) Menukik ke US.800: Peluang Beli atau Bahaya?
Gambar Istimewa : imagedelivery.net

Penurunan harga ETH ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Tekanan pasar yang kurang kondusif menjadi salah satu penyebabnya. Ethereum juga menghadapi persaingan ketat dari proyek blockchain lain seperti Solana, Berachain, dan Hyperliquid yang menarik minat investor dan likuiditas.

Namun, bukan berarti masa depan ETH suram. Beberapa faktor potensial dapat mendorong harga ETH kembali ke level US$2.500. Pertama, upgrade Pectra diharapkan meningkatkan pengalaman pengguna dan efisiensi jaringan. Namun, sejauh ini dampaknya terhadap harga masih belum signifikan. Tantangan interoperabilitas antar solusi layer-2 dan laporan tentang blok kosong di testnet Ethereum juga menjadi perhatian.

Kedua, minat investor institusi masih lesu. Data dari Farside Investors menunjukkan arus keluar dana besar-besaran dari ETF Ethereum spot di AS dalam beberapa pekan terakhir. Hal ini menunjukkan keraguan investor besar terhadap prospek jangka panjang ETH, terutama dengan spekulasi persetujuan SEC terhadap ETF berbasis Solana.

Ketiga, aktivitas on-chain masih lemah. Mekanisme burn-fee yang seharusnya membuat ETH deflasi tidak berjalan maksimal karena rendahnya permintaan transaksi. Ini membuat ETH menjadi aset inflasioner, yang membuat investor ragu untuk memegangnya dalam jangka panjang.

Kesimpulannya, Ethereum masih memiliki potensi untuk kembali ke level US$2.500, tetapi beberapa tantangan harus diatasi. Upgrade Pectra harus memberikan dampak nyata, minat investor institusi perlu meningkat, dan aktivitas on-chain harus lebih aktif untuk membuat ETH deflasi. Kegagalan Ethereum untuk menunjukkan keunggulan dibandingkan kompetitor dapat menyebabkan tekanan berkelanjutan. Sebaliknya, jika ketiga faktor tersebut membaik, ETH memiliki peluang besar untuk bangkit kembali.

Berita ini juga terbit di: www.vritimes.com/id

Mohon maaf, Foto memang tidak relevan. Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Klik Laporkan. Terima Kasih
Laporkan

Tags

Related Post

Tinggalkan komentar