Laporan dari MaduraPost menyebutkan bahwa harga emas mencetak rekor baru, melampaui US$3.000 per troy ounce. Lonjakan signifikan ini didorong oleh beberapa faktor, terutama meningkatnya kekhawatiran akan perlambatan ekonomi di Amerika Serikat dan meningkatnya ketegangan geopolitik global.
Pada Selasa, 18 Maret 2025, harga emas di pasar spot naik 0,2% menjadi US$3.006,7 per troy ounce, sementara harga emas berjangka Comex mencapai US$3.015,4 per troy ounce, naik 0,31%. Kenaikan ini melanjutkan tren positif dari hari sebelumnya.

Salah satu faktor utama pendorong kenaikan harga emas adalah eskalasi konflik di Gaza. Serangan militer Israel terhadap Hamas meningkatkan ketidakpastian dan ketegangan regional, mendorong investor untuk mencari aset aman seperti emas sebagai perlindungan terhadap risiko. Data ekonomi AS yang menunjukkan pertumbuhan penjualan ritel Februari lebih rendah dari perkiraan juga turut berkontribusi. Penurunan imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun menjadi katalis tambahan untuk kenaikan harga emas.
Meskipun data ekonomi AS menunjukkan pelemahan, belum ada indikasi perlambatan ekonomi yang signifikan. Namun, ketidakpastian tetap ada, terutama dengan memburuknya sentimen konsumen dan meningkatnya risiko perang dagang. Kondisi ini memperkuat posisi emas sebagai penyimpan nilai di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Sepanjang tahun ini, harga emas telah meningkat lebih dari 14%, melanjutkan tren positif dari tahun 2024. Beberapa bank besar bahkan telah menaikkan proyeksi harga emas mereka. Marcus Garvey, kepala strategi komoditas Macquarie, menyatakan bahwa masih ada beberapa faktor yang mendukung kenaikan harga emas dalam waktu dekat, bahkan memprediksi harga emas bisa mencapai US$3.500. Namun, analis juga menekankan bahwa kenaikan ini belum menunjukkan tanda-tanda spekulatif yang berlebihan.
Berita ini juga terbit di: www.vritimes.com/id