MaduraPost melaporkan bahwa Christian Thompson, direktur pelaksana Sui Foundation, melihat potensi besar dalam integrasi kecerdasan buatan (AI) ke dalam teknologi blockchain. Ia memprediksi bahwa konvergensi AI, blockchain, robotika, augmented reality (AR), dan virtual reality (VR) akan menciptakan peluang signifikan pada tahun 2025. Thompson, dalam acara Consensus 2025 di Hong Kong, menekankan bahwa integrasi AI dengan blockchain masih dalam tahap awal, namun perkembangannya akan merevolusi interaksi kita dengan aset digital dan dunia virtual, khususnya dalam hal permainan dan kepemilikan aset.
Perkembangan ini sudah terlihat dengan beberapa inisiatif, seperti peluncuran testnet AI oleh Kite AI dan dana ekosistem senilai $88,88 juta oleh 0G Foundation untuk proyek DeFi berbasis AI. Investasi ini menunjukkan minat yang meningkat dalam menggabungkan AI dan blockchain untuk menciptakan sistem keuangan yang lebih canggih dan otonom.
Thompson optimis bahwa kejelasan regulasi akan mendorong adopsi pembayaran berbasis blockchain yang lebih luas. Ia memperkirakan peningkatan investasi dari para kapitalis ventura dan investor lainnya seiring dengan semakin jelasnya regulasi, yang akan memicu inovasi dan pergeseran dari Web2 ke Web3. Namun, ia juga mengakui tantangan yang dihadapi industri ini, termasuk regulasi yang ketat dari beberapa pihak, seperti Senator AS Elizabeth Warren. Perdebatan mengenai regulasi ini akan sangat menentukan masa depan sektor aset kripto.
Thompson menyimpulkan bahwa konvergensi AI dan blockchain merupakan momen penting dalam dunia teknologi, dan tahun 2025 akan menjadi tahun kunci bagi perkembangan ini. Kombinasi teknologi ini diprediksi akan mempercepat inovasi dan mengubah berbagai industri.
Berita ini juga terbit di: www.vritimes.com/id
