MaduraPost melaporkan, Kudeungoe Sugata, anak perusahaan KOLTIVA dan pionir di sektor pertanian, meraih pendanaan hibah dalam TRANSFORM: BESTARI Challenge 2024. Penghargaan tersebut diberikan pada Festival SDGs di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Oktober 2024, yang menyoroti solusi inovatif untuk mengatasi tantangan sosial dan lingkungan. TRANSFORM: BESTARI Challenge, inisiatif kolaborasi antara TRANSFORM (akselerator dampak yang digagas Unilever), Pemerintah Inggris (melalui FCDO), dan EY, memberikan dana hibah hingga £300.000 kepada perusahaan-perusahaan berdampak sosial.
Kudeungoe Sugata, perusahaan asal Aceh berdiri sejak 2018, memasok biji kakao "bean-to-bar" dan kopi "single origin" dari produsen kecil Indonesia. Dengan teknik pengolahan pascapanen inovatif, Sugata menghasilkan produk berkualitas tinggi untuk pembuat cokelat artisan dan perusahaan multinasional. Sejak terdaftar resmi sebagai PT Kudeungoe Sugata Indonesia pada Juni 2022, perusahaan ini fokus pada keterlacakan, keberlanjutan, dan perdagangan etis.
![Kudeungoe Sugata, Raih Pendanaan Hibah untuk Perkuat Rantai Pasok Kakao Berkelanjutan](https://madurapost.co.id/wp-content/uploads/2024/12/public-44.jpg)
Gde Sukardi, Head of Single Origin Sourcing PT Kudeungoe Sugata, menyatakan penghargaan ini mencerminkan dedikasi tim dalam mentransformasi industri kakao melalui praktik berkelanjutan dan pemberdayaan komunitas. Jessica Pauline, Country Lead Finance & Business Development Unilever Indonesia, menambahkan bahwa Sugata menunjukkan komitmen kuat terhadap perubahan sosial dan lingkungan positif. Mirza, Sustainable Sourcing Lead Sumatera PT Kudeungoe Sugata, menekankan investasi pada petani kecil, terutama perempuan dan pemuda, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif dan praktik berkelanjutan.
Sugata, beroperasi di seluruh Indonesia dengan fokus di Sumatera dan Sulawesi, melibatkan sekitar 2.400 produsen dan memberdayakan komunitas lokal melalui sumber daya, pelatihan, dan akses pasar. Proyek ini akan memberi manfaat langsung kepada 500 rumah tangga petani, dan 1.000 anggota keluarga secara tidak langsung. Partisipasi perempuan dalam bisnis mencapai 50%, menunjukkan komitmen terhadap kesetaraan gender.
Pendanaan hibah akan mendukung inisiatif selama 18 bulan, termasuk mendorong sistem produksi regeneratif, pengembangan plot demo agroforestri, dan pelatihan pertanian regeneratif dan agroforestri. Sistem pemantauan emisi gas rumah kaca (GRK) akan memungkinkan produsen berpartisipasi di pasar karbon. Proyek ini juga akan mengeksplorasi daur ulang limbah kakao dan pelatihan menggunakan Sistem Pembelajaran Aksi Gender (GALS) untuk inklusi perempuan dan pemuda.
Sugata memanfaatkan ekosistem digital KOLTIVA untuk menjamin rantai pasok yang dapat dilacak, inklusif, dan berkelanjutan. Komitmen terhadap perdagangan etis memperkuat ekonomi lokal dan mendorong keberlanjutan lingkungan. Penghargaan ini merupakan langkah penting menuju rantai pasok kakao yang lebih berkelanjutan dan etis.
Berita ini juga terbit di: www.vritimes.com/id