Marvell menawarkan chipset dengan arsitektur ASIC (Application-Specific Integrated Circuit) yang menggunakan FPGA (Field-Programmable Gate Arrays). Arsitektur ini memungkinkan eksekusi instruksi komputasi AI yang lebih murah dan efisien dibandingkan dengan arsitektur CUDA yang digunakan Nvidia. Keunggulan ini terlihat pada beberapa produk Marvell yang sudah dipasarkan, seperti Maia-2 untuk Microsoft Azure, Axion untuk Google Cloud, Trainium dan Inferentia untuk Amazon Web Services. Masing-masing chipset ini dirancang untuk tugas komputasi AI yang spesifik.
Pada kuartal ketiga tahun ini, pendapatan Marvell dari pusat data AI melonjak 98%, mencapai USD $1,52 miliar. Meskipun masih jauh di bawah Nvidia (USD $35 miliar) dan Broadcom (USD $13 miliar), pertumbuhan ini signifikan. Marvell juga memiliki gross margin yang kompetitif di angka 60%, meskipun masih di bawah Nvidia (75%) dan Broadcom (64%).
Keunggulan kompetitif Marvell terletak pada fitur keamanan yang kuat, portofolio produk yang beragam, investasi besar dalam riset dan pengembangan (sekitar USD $2 miliar), dan kemampuan integrasi teknis yang dibutuhkan pusat data. Ekspansi ke teknologi baru seperti 5G dan cloud, serta komitmen terhadap inovasi, menjadikan Marvell sebagai pemain yang patut diperhitungkan dalam persaingan pasar chipset AI yang terus berkembang. Kemampuan Marvell dalam akuisisi strategis dan kemitraan juga akan menjadi kunci keberhasilannya dalam menghadapi persaingan ketat ini.
Berita ini juga terbit di: www.vritimes.com/id