Pamekasan, Madura Post – Dari 695 madrasah di Pamekasan di bawah naungan Kementerian Agama (Kemenag), hanya 14 yang resmi berstatus sekolah inklusi. Kemenag Pamekasan belum menetapkan target penambahan sekolah inklusi untuk tahun 2025, menunggu arahan lebih lanjut dari Kanwil Kemenag Jatim.
Badrus Shomad, Kepala Seksi Pendidikan Madrasah (Penma) Kemenag Pamekasan, menyatakan bahwa meskipun secara administrasi dan sarana prasarana masih terbatas, setiap madrasah di Pamekasan secara umum telah berupaya ramah terhadap disabilitas. "Kami bersama pengawas telah mengimbau setiap pengelola lembaga pendidikan untuk memberikan layanan madrasah inklusi. Namun, untuk tahun 2025, belum ada target khusus," jelasnya Minggu (19/1/2025).
Kendala utama dalam mewujudkan madrasah inklusi di Pamekasan adalah keterbatasan sarana dan prasarana penunjang. Shomad menegaskan, "Untuk sarana dan prasarana khusus, memang tidak pernah ada bantuan. Madrasah harus berinisiatif sendiri."
Data Kemenag mencatat, terdapat 335 Madrasah Ibtidaiyah (MI), 225 Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan 135 Madrasah Aliyah (MA) di Pamekasan. Minimnya dukungan sarana dan prasarana menjadi tantangan besar dalam upaya perluasan akses pendidikan inklusif bagi anak berkebutuhan khusus di kabupaten tersebut.