Artikel ini mengulas pernyataan kontroversial yang belakangan ramai di media sosial, terutama TikTok, yang mempertanyakan pentingnya pendidikan formal. MaduraPost mencatat, fenomena viral seperti "Sekolah nggak penting, mending main crypto" dan pernyataan "Sekolah itu scam" dari beberapa influencer, telah memicu perdebatan. Namun, Andrea Wiwandhana, pendiri CLAV Digital, menekankan pentingnya pendidikan sebagai kunci menghadapi ketidakpastian hidup.
Andrea menjelaskan bahwa meskipun ada jalan alternatif menuju kesuksesan, pendidikan tetap menjadi cara paling efektif untuk mengurangi ketidakpastian. Ia berpendapat, pengetahuan adalah kekuatan, dan semakin banyak pengetahuan yang dimiliki, semakin baik pengambilan keputusan yang dapat dilakukan. Pandangan ini dibarengi dengan analisis Dr. Rakhman Ardi, M.Psych., dosen psikologi media Universitas Airlangga, yang melihat fenomena viral tersebut sebagai bagian dari pencarian identitas di era digital. Dr. Ardi menambahkan bahwa kematangan emosional dan kognitif anak muda belum sepenuhnya terbentuk, sehingga mereka rentan terhadap ilusi kesuksesan instan yang ditawarkan media sosial. Ia memperingatkan risiko besar yang dihadapi generasi muda jika salah langkah dalam investasi, seperti trading crypto, tanpa pengetahuan dan analisis yang memadai.

Andrea juga menanggapi pernyataan kontroversial Timothy Ronald yang menyebut "Sekolah itu scam". Ia menilai pernyataan tersebut sebagai penyederhanaan yang berbahaya. Menurutnya, pendidikan bukan hanya soal gelar, tetapi juga tentang membangun kemampuan berpikir kritis, memahami konteks, dan menghadapi tantangan dunia nyata. Ia juga menanggapi pandangan Deddy Corbuzier yang menyatakan kuliah tidak penting untuk sukses, dengan mengatakan bahwa pandangan tersebut kurang memperhitungkan realitas mayoritas masyarakat. Andrea mengakui bahwa kesuksesan tanpa pendidikan formal mungkin terjadi, tetapi peluangnya jauh lebih kecil. Ia juga membantah anggapan bahwa tokoh-tokoh sukses seperti Mark Zuckerberg dan Bill Gates sukses karena tidak kuliah, menekankan peran kecerdasan, kerja keras, dan dukungan yang kuat dalam kesuksesan mereka.
Data BPS menunjukkan tingkat pengangguran lulusan SMA (9,09%) jauh lebih tinggi daripada lulusan perguruan tinggi (5,81%), menegaskan pentingnya pendidikan formal dalam meningkatkan daya saing di pasar kerja. Laporan World Economic Forum (WEF) juga memproyeksikan pergantian dan penciptaan lapangan kerja baru yang sebagian besar membutuhkan keterampilan khusus dan pendidikan formal.
Andrea mengutip filosofi Dr. Ryu Hasan yang menyebut hidup sebagai "perlombaan mengumpulkan energi untuk mengurangi entropi," menjelaskan bahwa pengetahuan mengurangi ketidakpastian hidup, dan pendidikan adalah cara terbaik untuk mengumpulkan energi tersebut. Ia menekankan pentingnya membangun landasan berpikir yang kuat untuk menghadapi ketidakpastian hidup.
Sebagai pendiri CLAV Digital, Andrea menunjukkan komitmennya terhadap pengembangan generasi muda melalui dukungan terhadap komunitas mahasiswa. CLAV Digital, yang juga mengelola media lokal seperti Bandungkini.com, Jogjakini.com, dan Surabayakini.com, menyediakan promosi gratis untuk acara kampus.
Andrea menyimpulkan bahwa pendidikan bukan hanya tentang gelar, tetapi tentang membangun kapasitas diri. Pengetahuan, menurutnya, selalu relevan, sementara tren bisa datang dan pergi.
Berita ini juga terbit di: www.vritimes.com/id