MaduraPost melaporkan bahwa bagi pasangan yang belum merencanakan kehamilan, masa setelah haid sering dianggap aman untuk berhubungan seksual. Padahal, hal ini tetap berpotensi menyebabkan kehamilan, terutama jika perhitungan masa subur tidak akurat. Oleh karena itu, penting untuk memahami bagaimana menghitung masa subur setelah haid untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.
Masa subur setiap wanita berbeda, bergantung pada siklus haid bulanannya. Siklus haid rata-rata 28 hari, dengan ovulasi umumnya terjadi pada hari ke-12 hingga ke-14 setelah hari pertama menstruasi. Berhubungan seks setelah haid, meskipun peluangnya relatif kecil, tetap dapat menyebabkan kehamilan karena sperma dapat bertahan hidup di vagina hingga 5 hari. Perubahan siklus haid dari waktu ke waktu juga dapat mempersulit perhitungan masa subur.
Untuk menghitung masa subur, catat siklus haid setidaknya selama 3 bulan terakhir. Ada dua cara untuk menghitungnya:
- Siklus Terpendek: Kurangi 18 dari jumlah hari siklus terpendek. Hasilnya menunjukkan hari pertama masa subur. Contoh: siklus terpendek 27 hari – 18 hari = hari ke-9.
- Siklus Terpanjang: Kurangi 11 dari jumlah hari siklus terpanjang. Hasilnya menunjukkan hari terakhir masa subur. Contoh: siklus terpanjang 30 hari – 11 hari = hari ke-19.
Dengan demikian, jika siklus haid Anda berkisar antara 27-30 hari, masa subur Anda kemungkinan besar berada di antara hari ke-9 hingga ke-19 setelah hari pertama menstruasi.
Beberapa tips untuk mengurangi risiko kehamilan setelah haid meliputi:
- Hindari berhubungan seks selama masa subur.
- Gunakan kondom.
- Lakukan ejakulasi di luar (senggama terputus).
- Gunakan pil kontrasepsi darurat (morning after pill) dalam waktu 72 jam setelah berhubungan seks tanpa perlindungan.
Mengetahui dan menghitung masa subur sangat penting bagi pasangan yang belum merencanakan kehamilan. Namun, cara paling efektif untuk mencegah kehamilan adalah dengan menggunakan alat kontrasepsi yang tepat dan aman.
Berita ini juga terbit di: www.vritimes.com/id