MaduraPost melaporkan bahwa harga emas (XAU/USD) mengalami pemulihan hingga mencapai level $2.650-an pada perdagangan Rabu (27/11), setelah sebelumnya tertekan di awal pekan. Pemulihan ini didorong oleh aksi beli yang dipicu kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah, meskipun ketidakpastian geopolitik masih menjadi bayang-bayang.
Andy Nugraha dari Dupoin Indonesia menganalisis bahwa tren kenaikan harga emas yang sebelumnya kuat mulai melemah. Berdasarkan indikator Moving Average, ia memprediksi potensi koreksi harga emas hingga mencapai level $2.608 hari ini. Namun, jika harga emas mampu bertahan di atas level tersebut dan mengalami rebound, target kenaikan terdekat adalah $2.658.
Kesepakatan gencatan senjata selama 60 hari, meskipun meredakan ketegangan sementara, masih diiringi skeptisisme. Para analis menilai perdamaian sulit terwujud jika konflik di Gaza tidak segera berakhir. Hal ini menyebabkan volatilitas di pasar emas, dengan para pelaku pasar menyesuaikan posisi mereka berdasarkan perkembangan geopolitik.
Di sisi lain, ketegangan geopolitik di wilayah lain, seperti situasi di Ukraina yang menurut Menteri Pertahanan Inggris, John Healy, kembali tidak stabil seperti awal perang, juga mendukung emas sebagai aset safe haven dan berpotensi mendorong kenaikan harga emas.
Pelemahan dolar AS juga menjadi faktor pendukung. Data ekonomi AS yang beragam, termasuk pertumbuhan PDB kuartal ketiga yang sesuai ekspektasi (2,8%), namun pertumbuhan pesanan barang tahan lama Oktober yang lebih rendah dari perkiraan (0,2% vs 0,5%), serta data pasar tenaga kerja yang positif, menciptakan sentimen negatif terhadap dolar dan memberikan ruang bagi kenaikan emas.
Prospek pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) pada Desember juga meningkatkan daya tarik emas. Probabilitas pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin meningkat dari 56% menjadi 66,5%, menurunkan biaya peluang untuk memegang aset tanpa bunga seperti emas.
Secara keseluruhan, kombinasi ketegangan geopolitik, pelemahan dolar AS, dan potensi pemotongan suku bunga The Fed membuat harga emas diperkirakan tetap volatil. Andy Nugraha menekankan pentingnya memperhatikan level $2.608 sebagai support kuat. Penembusan level ini mengindikasikan potensi koreksi lebih lanjut, sementara rebound akan mendorong harga emas kembali ke kisaran $2.658.
Berita ini juga terbit di: www.vritimes.com/id