Laporan dari MaduraPost menyebutkan bahwa analis Dupoin Indonesia, Andy Nugraha, memprediksi tren bullish akan mendominasi harga emas (XAUUSD) minggu ini. Berdasarkan analisis pola candlestick dan indikator Moving Average, emas diperkirakan akan terus menjadi aset yang diminati di pasar komoditas. Proyeksi hingga akhir pekan menunjukkan potensi kenaikan harga emas hingga $2.750 per troy ounce, meskipun potensi koreksi hingga $2.550 juga tetap ada jika terjadi pembalikan arah.
Penguatan harga emas didorong oleh beberapa faktor, terutama kondisi geopolitik dan ekonomi global yang tidak menentu. Pernyataan Presiden Rusia Vladimir Putin tentang potensi penggunaan rudal hipersonik baru di Ukraina meningkatkan ketegangan global, membuat emas—sebagai aset safe haven—semakin diminati investor. Kebijakan proteksionis Presiden AS terpilih (saat itu) Donald Trump, yang mengancam akan mengenakan tarif pada impor dari Kanada, Meksiko, dan Tiongkok, juga meningkatkan kekhawatiran akan perang dagang dan memperkuat daya tarik emas.
Dari sisi kebijakan moneter, risalah rapat FOMC November menunjukkan perbedaan pendapat di antara anggota Federal Reserve mengenai pemangkasan suku bunga. Kemungkinan pemangkasan suku bunga pada Desember mendatang (dengan peluang 70%), menekan nilai dolar AS. Sementara itu, data PCE menunjukkan inflasi AS belum turun di Oktober, memperkuat ekspektasi bahwa kebijakan The Fed akan mendukung tren bullish emas. Pelemahan dolar AS juga memberikan ruang bagi emas untuk terus naik. Investor juga memperkirakan kebijakan ekonomi Trump akan mendorong inflasi, meningkatkan permintaan emas sebagai lindung nilai.
Secara teknis, emas saat ini berada di atas level support utama, dan indikator Moving Average menunjukkan momentum kenaikan yang kuat. Namun, Andy Nugraha mengingatkan para trader untuk mewaspadai potensi pembalikan arah, terutama jika ketegangan geopolitik mereda atau data ekonomi AS menunjukkan perbaikan signifikan. Kesimpulannya, berbagai faktor, mulai dari ketidakpastian geopolitik hingga ekspektasi kebijakan moneter yang lebih longgar, mendukung tren bullish emas, menjadikannya instrumen pilihan untuk perlindungan nilai di tengah ketidakpastian pasar.
Berita ini juga terbit di: www.vritimes.com/id