Pamekasan – Relokasi pedagang kaki lima (PKL) dari Monumen Arek Lancor ke Food Colony Sae Salera di Jalan Kesehatan, Pamekasan, menimbulkan masalah baru. Meskipun kini ramai dihuni sekitar 140-150 PKL, pemerintah Kabupaten Pamekasan ternyata tak menganggarkan biaya pemeliharaan untuk fasilitas tersebut.
Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Ketenagakerjaan (Diskop UKM dan Naker) Pamekasan, Muttaqin, menjelaskan, ketidakadaan anggaran ini disebabkan oleh tingkat hunian Food Colony yang sebelumnya sepi. "Ramai PKL di Food Colony ini baru terjadi belakangan," ujarnya Minggu (2/2/2025).
Meski demikian, Muttaqin memastikan Pemkab Pamekasan akan tetap menyediakan fasilitas dasar bagi para PKL. "Kami akan berupaya memenuhi kebutuhan mereka, seperti air, listrik, dan tenda," tambahnya. Namun, ia mengakui bahwa biaya air dan listrik ditanggung masing-masing pedagang.
Untuk renovasi besar-besaran, Muttaqin menyatakan hal itu belum direncanakan. "Pemeliharaan akan dilakukan sesuai kebutuhan pedagang dan ketersediaan fasilitas pendukung lainnya," jelasnya. Ia berharap masyarakat mendukung upaya penataan PKL dengan bertransaksi di tempat yang telah disediakan.
Food Colony Sae Salera sendiri dibangun pada masa pemerintahan Bupati Baddrut Tamam dan awalnya kurang diminati PKL karena desain kios yang dinilai kurang strategis. Kondisi ini membuat para PKL lebih memilih berjualan di zona terlarang sebelum akhirnya direlokasi.