Sumber berita ini awalnya diterbitkan oleh MaduraPost. Harga XRP baru-baru ini mengalami penurunan tajam hingga 44% dalam empat hari terakhir, memicu kekhawatiran di kalangan investor. Dengan kondisi pasar yang tidak menentu dan indikator teknikal yang menunjukkan tren bearish, pertanyaan besarnya adalah: akankah XRP terus merosot atau justru akan pulih?
Secara teknis, XRP telah menembus level support penting pada Simple Moving Average (SMA) 50 hari di angka $2.61, yang sebelumnya menjadi area pertahanan kuat sejak 10 November. Kegagalan untuk bertahan di atas SMA 50 hari ini menimbulkan kekhawatiran akan penurunan yang lebih dalam. Sejarah pergerakan harga XRP menunjukkan bahwa ketika aset ini gagal bertahan di atas SMA 50 hari, penurunan signifikan sering terjadi. Contohnya, pada 15 Agustus 2023, penurunan di bawah SMA 50 hari diikuti koreksi 31 persen, dan pada 19 Mei 2021, penurunan serupa mengakibatkan koreksi hingga 71 persen. Jika pola ini berulang, XRP berpotensi mengalami penurunan signifikan dalam waktu dekat.
Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa level support kritis berikutnya berada di $2.49. Jika XRP gagal bertahan di atas level ini, harga berpotensi turun lebih jauh ke $2.30, atau bahkan ke $1.45 dalam skenario terburuk. Namun, tidak semua prediksi bersifat bearish. Jika XRP berhasil menutup perdagangan harian di atas SMA 50 hari, peluang pemulihan terbuka. Dalam skenario optimis, XRP bisa naik kembali ke $3.75, sesuai dengan pola teknikal yang terlihat pada grafik harga.
Kesimpulannya, meskipun sempat mengalami kenaikan kecil, XRP tetap rentan karena kegagalannya bertahan di atas level support utama. Arah pergerakan XRP ke depan akan sangat bergantung pada sentimen pasar, respons investor, dan faktor eksternal seperti kebijakan ekonomi global. Apakah XRP akan terus anjlok atau berhasil bangkit? Pemantauan terus menerus terhadap pergerakan harga XRP sangat penting.
Berita ini juga terbit di: www.vritimes.com/id