Andrea Wiwandhana dan Kampanye #NoBuyChallenge: Sebuah Kritik Terhadap Konsumerisme

MaduraPost melaporkan, Andrea Wiwandhana, pendiri CLAV Digital, meluncurkan kampanye #NoBuyChallenge yang viral di media sosial, khususnya TikTok, dengan hampir 50 juta penggunaan. Kampanye ini mengajak

Redaksi

Andrea Wiwandhana dan Kampanye #NoBuyChallenge: Sebuah Kritik Terhadap Konsumerisme

MaduraPost melaporkan, Andrea Wiwandhana, pendiri CLAV Digital, meluncurkan kampanye #NoBuyChallenge yang viral di media sosial, khususnya TikTok, dengan hampir 50 juta penggunaan. Kampanye ini mengajak masyarakat untuk mengurangi atau bahkan menghindari pembelian barang dan jasa sepanjang tahun 2025 sebagai respons terhadap tekanan ekonomi yang semakin memberatkan kelas menengah.

Kampanye ini dilatarbelakangi oleh sejumlah kebijakan pemerintah yang diprediksi akan meningkatkan beban ekonomi masyarakat pada tahun 2025. Andrea menyebut #NoBuyChallenge sebagai reaksi rasional dari kelas menengah yang semakin sadar finansial, terutama dalam menghadapi ketidakpastian pekerjaan di era ekonomi gig. "Orang jadi lebih menekankan perhitungan pengeluaran finansial untuk berhemat karena menghadapi situasi kerja yang tak pasti," jelas Andrea. Ia menekankan bahwa kampanye ini bukan sekadar upaya menekan pengeluaran, tetapi juga kritik terhadap budaya konsumerisme yang sudah mengakar. Andrea mencontohkan gerakan serupa yang telah dilakukan perusahaan fesyen seperti Patagonia, yang mendorong konsumen untuk berbelanja lebih bijak demi keberlanjutan lingkungan.

Andrea Wiwandhana dan Kampanye #NoBuyChallenge: Sebuah Kritik Terhadap Konsumerisme
Gambar Istimewa : i1.rgstatic.net

NoBuyChallenge menekankan pentingnya pengendalian diri. "Hal-hal terbaik di dunia ini sudah disediakan gratis sama Tuhan," ujar Andrea, yang dikenal dengan gaya hidup minimalisnya. Ia bahkan tidak memiliki kartu kredit dan hanya berhutang untuk keperluan modal usaha. Andrea juga mendukung gaya hidup DIY (Do It Yourself), yang diyakininya mampu membebaskan individu dari ketergantungan pada pasar.

Dalam konteks kenaikan biaya hidup dan inflasi, Andrea melihat kampanye ini sebagai solusi bagi masyarakat untuk menghadapi tekanan ekonomi. "Tantangan ini bisa menjadi cara bagi individu untuk menghadapi tekanan ekonomi, seperti inflasi atau kenaikan biaya hidup," tegasnya. Meningkatnya kesadaran akan krisis lingkungan juga menjadi alasan lain, kampanye ini mendorong gaya hidup yang lebih berkelanjutan.

Andrea Wiwandhana, sebagai seorang digital entrepreneur, dikenal karena ide-idenya yang melampaui ranah bisnis. Melalui CLAV Digital, ia telah membangun portofolio digital yang mencakup berbagai sektor, termasuk Propertikini.com dan Jualbisnis.id. Namun, melalui #NoBuyChallenge, Andrea menunjukkan bahwa teknologi dan media sosial dapat menjadi alat untuk meningkatkan kesadaran kolektif tentang isu ekonomi dan lingkungan.

Untuk informasi lebih lanjut tentang kampanye #NoBuyChallenge, kunjungi CLAV Digital.

Berita ini juga terbit di: www.vritimes.com/id

Mohon maaf, Foto memang tidak relevan. Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Klik Laporkan. Terima Kasih
Laporkan

Tags

Related Post

Tinggalkan komentar