Sumber berita ini dikutip dari MaduraPost. Bittime, platform perdagangan aset kripto terkemuka dan berlisensi di Indonesia, bersama Palapa mengumumkan strategi untuk membakar (burn) hingga 80% dari total pasokan token Palapa ($PLPA) dalam kurun waktu dua tahun. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan nilai $PLPA jangka panjang, memperkuat ekosistem Palapa dan Bittime, serta memberikan keuntungan maksimal bagi komunitas dan pemegang token.
Pembakaran token akan dilakukan bertahap dengan jumlah yang telah ditentukan setiap bulannya selama dua tahun. CEO Palapa, Jimmy Siswanto, meyakini inisiatif ini akan mendorong adopsi $PLPA dan memperkuat posisinya sebagai aset kripto unggulan, baik di Indonesia maupun pasar global. Ia menjelaskan bahwa pengurangan pasokan diharapkan menciptakan mekanisme ekonomi yang lebih sehat, di mana permintaan terhadap $PLPA diproyeksikan meningkat.

CEO Bittime, Ryan Lymn, menambahkan bahwa Bittime dan Palapa berkomitmen menjalankan proses pembakaran dengan transparan dan penuh pertimbangan untuk menjamin keamanan dan kepercayaan investor. Setiap tahap proses akan diumumkan secara resmi melalui kanal komunikasi Bittime dan Palapa, termasuk informasi jumlah token yang dibakar setiap bulannya.
Bittime dan Palapa menegaskan komitmennya dalam mendukung inovasi di industri kripto dan menciptakan peluang finansial yang lebih luas. Mereka bertujuan menjadikan $PLPA tidak hanya bernilai secara ekonomi, tetapi juga berperan strategis dalam industri blockchain Indonesia. Perkembangan teknologi dan regulasi aset kripto yang semakin jelas memberikan kesempatan bagi masyarakat Indonesia untuk menjelajahi dunia keuangan digital. Namun, perlu diingat bahwa investasi aset kripto memiliki risiko tinggi, termasuk fluktuasi harga, kehilangan modal, dan risiko likuiditas, teknologi, dan regulasi yang menjadi tanggung jawab pribadi investor.
Berita ini juga terbit di: www.vritimes.com/id