Bondowoso, Madura Post – Pemerintah Kabupaten Bondowoso sedang berpacu dengan waktu untuk memenuhi target pembentukan Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih. Hingga pertengahan Mei 2025, baru 6 dari 209 desa yang berhasil membentuk Kopdes, jauh dari target pemerintah pusat yang menetapkan batas akhir 31 Mei 2025.
Dari enam desa yang telah melaksanakan Musyawarah Desa (Musdes) dan membentuk koperasi, tersebar di tiga kecamatan: Taman Krocok (Desa Kemuningan dan Gentong), Maesan (Desa Tanahwulan dan Sumberpakem), serta Binakal (Desa Gadingsari dan Jeruksoksok).

Navi Setiawan, Kabid Koperasi Diskoperindag Bondowoso, mengakui pelaksanaan pembentukan Kopdes belum optimal karena kesiapan desa yang tidak seragam. "Rencana kami bersama DPMD, pembentukan akan dipacu. Targetnya minimal enam desa per hari," ujarnya. Hanya tiga kecamatan yang menyatakan siap pekan ini, sementara DPMD akan memetakan kesiapan desa lainnya untuk percepatan pembentukan enam Kopdes per hari mulai Senin, 19 Mei 2025.

Related Post
Awalnya, Diskoperindag menargetkan 46 desa, kemudian dinaikkan menjadi 50 desa. Target realistis ini ditetapkan karena pembentukan di seluruh desa membutuhkan waktu yang panjang. Meskipun demikian, Navi menyatakan banyak desa antusias membentuk Kopdes, bahkan telah disiapkan pilot project di dua desa per kecamatan untuk launching nasional pada 12 Juli 2025, dengan masing-masing desa memiliki enam gerai usaha.
Bentuk usaha koperasi diserahkan kepada potensi masing-masing desa, mulai dari agen LPG 3 kg, kios pupuk bersubsidi, toko swalayan, hingga apotek sederhana. Saat ini, enam Kopdes yang telah terbentuk masih bersifat umum, dan tahapan selanjutnya adalah perencanaan usaha dan permodalan. "Kami menargetkan Kopdes di Bondowoso minimal bisa menjadi penyalur pupuk dan LPG 3 kg," tambah Navi.
Kondisi koperasi di Bondowoso sendiri didominasi koperasi simpan pinjam (sekitar 95% dari 975 koperasi aktif), namun hanya sekitar 200 yang dinyatakan sehat. Banyak koperasi non-aktif karena berdiri hanya untuk mendapatkan fasilitas pemerintah di era 1994-2000, tanpa pengelolaan yang baik dan modal terbatas. Diskoperindag tengah menyusun rencana pembubaran koperasi non-aktif, namun prosesnya panjang dan rumit.
Kontribusi koperasi terhadap PDRB Bondowoso masih kecil, hanya sekitar 1,24 persen (Rp 328 miliar pada 2024), karena mayoritas masih fokus pada simpan pinjam.
Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Bondowoso menerapkan strategi satu kecamatan satu desa sebagai lokus percontohan. Lukman Zafata, Kabid Penataan dan Kerjasama Desa DPMD, menjelaskan tim pendamping akan bekerja intensif untuk membentuk Kopdes di 20 desa selama dua hari (19-20 Mei 2025). DPMD menargetkan pembentukan minimal 23 Kopdes, kemudian camat, pendamping desa, dan pendamping lokal desa akan melanjutkan percepatan hingga target 31 Mei tercapai. Rapat bersama camat telah dilakukan untuk menentukan pemetaan desa prioritas.
Leave a Comment