Sumenep, Madura Post – Pasar tradisional di Sumenep, khususnya pasar hewan, masih menjadi momok bagi Pemkab Sumenep dalam mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD). Meskipun Pemkab Sumenep memiliki empat pasar hewan, hanya satu yang aktif, sementara sisanya mati suri sejak tahun lalu.
Kepala UPT Pasar Sumenep, Ibnu, mengakui kesulitan dalam mengelola pasar hewan. "Sulit diatur, kadang karena alasan kurang laku sehingga tidak dijual lagi," ungkapnya.
Ibnu menyebutkan, pasar hewan yang aktif hanya di Pasar Lenteng, sementara Pasar Dasuk, Ganding, dan Gapura tidak aktif. Total, ada 36 pasar tradisional di Sumenep, dan target PAD tahun ini sebesar Rp 2 miliar.
"Jadi pasar yang dapat menyumbang PAD itu ada 36, empat di antaranya merupakan pasar hewan," imbuh Ibnu.
Ketidakaktifan pasar hewan sejak tahun 2023 disebabkan oleh penyakit pada sapi yang membuat jumlah peternak sapi berkurang. Hal ini berdampak langsung pada sepinya pasar hewan dan berimbas pada capaian PAD.
"Sekarang sudah mencapai 70 persen targetnya. Itu karena di awal kita genjot," jelas Ibnu.
Juhari, anggota Komisi II DPRD Sumenep, menilai persoalan PAD pasar sudah lama terjadi dan belum terurai. "Misalnya dengan mengupdate data pedagang, itu mungkin bisa membenahi sektor PAD ke depannya," sarannya.
Pemkab Sumenep diharapkan dapat segera mencari solusi untuk mengatasi permasalahan ini agar target PAD dapat tercapai.