Sumenep, Madura Post – Kabar gembira bagi para guru yang bertugas di wilayah terpencil di Sumenep. Tunjangan khusus yang dijanjikan akhirnya cair, menghilangkan rasa cemas yang sempat menyelimuti para pendidik di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar).
Sebanyak 217 guru, terdiri dari 79 guru non-ASN dan 138 guru ASN, kini telah menerima tunjangan tersebut. "Jika sebelumnya hanya usulan, saat ini sudah mulai dicairkan," ungkap Kepala Disdik Sumenep Agus Dwi Saputra melalui Kabid Pembinaan Ketenagaan Akhmad Fairusi, Senin (16/9/2024).
Sayangnya, jumlah penerima tunjangan ini lebih sedikit dari nominasi awal yang mencapai 231 guru. Akhmad menjelaskan bahwa pengurangan ini disebabkan oleh ketentuan dari pemerintah pusat, namun tidak merinci lebih lanjut.
Besaran tunjangan yang diterima para guru ini setara dengan satu kali gaji pokok setiap bulannya. Bagi guru non-ASN, nilainya sebesar Rp1,5 juta per bulan. Sementara untuk guru ASN, nilainya disesuaikan dengan golongan gaji masing-masing.
Para penerima tunjangan tersebar di berbagai wilayah terpencil di Sumenep, seperti Desa Guwa Guwa di Kecamatan Raas, Desa Sabuntan, Paliat, Pagerungan Kecil, Pagerungan Besar, Sakala, dan Desa Sadulang di Kecamatan Sapeken, Desa Buddi di Kecamatan Arjasa, Desa Karamian dan Masakambing di Kecamatan Masalembu, Desa Saobi, Cangkramaan, dan Desa Tembayangan di Kecamatan Kangayan.
Saifur Rijal, salah satu guru di Desa Karamian Kecamatan Masalembu, mengungkapkan rasa syukur dan harapannya. "Saya sudah menerima tunjangannya. Semoga terus diberikan, karena wilayah kami ini 3T," ujar Saifur. Ia menambahkan bahwa tunjangan ini sangat membantu kesejahteraan guru di wilayah terpencil, mengingat banyaknya pengeluaran yang harus ditanggung saat mengajar.