Sumenep, Madura Post – Angka kasus demam berdarah dengue (DBD) di Sumenep mengalami peningkatan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Data dari Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Sumenep menunjukkan bahwa pada tahun 2023 tercatat 305 kasus DBD, sedangkan pada tahun 2024 hingga saat ini jumlahnya telah mencapai 1.107 orang.
Tiga kecamatan di Sumenep menjadi wilayah dengan kasus DBD terbanyak. Kecamatan Kota mencatatkan 109 kasus, disusul Kecamatan Saronggi dan Kecamatan Bluto dengan masing-masing 107 kasus.
Achmad Syamsuri, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes P2KB Sumenep, mengakui bahwa pihaknya telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pemberantasan sarang nyamuk (PSN) sebagai upaya pencegahan DBD.
"Kami terus mengimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan agar tidak menjadi tempat berkembang biak nyamuk aedes aegypti," ujar Syamsuri.
Selain sosialisasi, Dinkes P2KB juga meminta puskesmas untuk melakukan kontrol rutin di setiap rumah di lingkungan sekitar.
"Jika ditemukan indikasi penularan, kami akan langsung melakukan fogging," tegas Syamsuri.
Samioeddin, anggota DPRD Sumenep, menekankan pentingnya peran organisasi perangkat daerah (OPD) teknis dalam memberikan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya DBD dan cara pencegahannya.
"Terutama dalam penanganan kasus DBD, kita harus bertindak cepat. Jika ada anak yang mengalami demam tinggi, segera bawa ke puskesmas atau rumah sakit," imbau Samioeddin.
Peningkatan kasus DBD di Sumenep menjadi alarm bagi semua pihak untuk meningkatkan kewaspadaan dan upaya pencegahan. Kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan tenaga kesehatan sangat penting untuk menekan angka kasus DBD dan mencegah terjadinya kematian akibat penyakit ini.