MaduraPost – Sebuah lokakarya konsultasi dan diseminasi tentang pengelolaan sampah plastik berbasis masyarakat di ekosistem mangrove di Indonesia berlangsung pada 7 November 2024, dari pukul 09.30 hingga 16.00 Waktu Jakarta. Acara ini mengumpulkan para pemangku kepentingan nasional dan internasional yang relevan.
Peserta terkemuka termasuk perwakilan dari Kementerian Lingkungan Hidup Indonesia, Kedutaan Besar Jepang di Indonesia, Japan International Cooperation Agency (JICA), dan Kementerian Lingkungan Hidup Jepang. Selain itu, lembaga pemerintah daerah dari Kota Balikpapan, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Kalimantan Timur, dan Provinsi Sumatera Utara, bersama berbagai lembaga akademis dan LSM, berkontribusi dengan keahlian mereka dalam dialog ini.
Dalam sambutan pembukaannya, Direktur Regional Knowledge Centre for Marine Plastic Debris, Reo Kawamura, menyatakan: "Lokakarya ini berfungsi sebagai platform untuk pertukaran pengetahuan, memungkinkan kita untuk berkolaborasi, belajar satu sama lain, dan memperkuat upaya nasional untuk melindungi mangrove dari polusi plastik. Dengan mendorong solusi inovatif dan memupuk tindakan kolektif, kita dapat mendorong kemajuan yang berarti dalam melestarikan ekosistem mangrove di bagian lain Indonesia dan sekitarnya."
Acara ini merupakan bagian dari inisiatif yang lebih luas yang muncul dari "Paket Kerjasama Lingkungan Komprehensif tentang Hubungan Konservasi Iklim-Keanekaragaman Hayati-Ekonomi Sirkular", yang dibentuk antara Indonesia dan Jepang pada Agustus 2022. Di bawah perjanjian ini, Economic Research Institute for ASEAN and East Asia, bekerja sama dengan Japan NUS, meluncurkan "Proyek Percontohan Plastik Laut Apung dan Terapung di Mangrove" pada Januari 2023, berfokus pada lokasi penting di Kabupaten Deli Serdang dan Kota Balikpapan.
Sepanjang lokakarya, para peserta berbagi wawasan yang diperoleh dari proyek percontohan, yang bertujuan untuk mendukung konservasi mangrove dengan memobilisasi masyarakat lokal untuk kegiatan pembersihan di seluruh Indonesia. Diskusi menyoroti dampak buruk polusi plastik pada ekosistem vital ini, yang berfungsi sebagai sistem penyaringan alami yang dapat mengendalikan berbagai bentuk polusi, bertindak sebagai penyerap karbon dan reservoir, mengurangi dampak buruk perubahan iklim, dan memberikan perlindungan dari bencana alam.
Inisiatif ini menandai langkah penting menuju penanganan polusi plastik di ekosistem mangrove dan memperkuat tanggung jawab kolektif untuk melestarikan habitat penting ini untuk generasi mendatang.
Berita ini juga terbit di: www.vritimes.com/id.