Pamekasan, Madura Post – Meskipun angka stunting di Pamekasan mengalami penurunan signifikan dalam beberapa tahun terakhir, perjuangan untuk mengatasi masalah ini masih jauh dari kata selesai. Data terbaru menunjukkan masih ada 1.354 balita yang mengalami stunting di Pamekasan hingga Agustus 2024. Angka ini menunjukkan bahwa ribuan anak balita lainnya berpotensi mengalami stunting di masa depan.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pamekasan, dr. Saifuddin, menjelaskan bahwa stunting terjadi akibat pola pengasuhan yang kurang tepat, termasuk pemenuhan gizi yang tidak optimal. Hal ini berdampak pada tumbuh kembang anak yang tidak sesuai dengan standar umur dan gender.
"Tahun 2021 angka stunting mencapai 38,8 persen, tahun 2022 turun drastis menjadi 8,1 persen, namun tahun 2023 kembali melonjak ke 25,1 persen. Saat ini, dari Januari hingga Agustus 2024, angka stunting berada di angka 2,32 persen atau 1.354 balita. Meskipun sudah di bawah target nasional dan provinsi, kita harus tetap waspada dan terus berupaya menekan angka ini," ungkap dr. Saifuddin, Rabu (4/9/2024).
Dinkes Pamekasan secara rutin melakukan penimbangan balita melalui puskesmas di setiap kecamatan untuk mengidentifikasi balita yang berisiko atau sudah mengalami stunting. Berdasarkan identifikasi tersebut, Dinkes memberikan intervensi kepada keluarga berupa edukasi mengenai pola asuh dan pemenuhan gizi seimbang. Selain itu, Dinkes juga mengalokasikan makanan bergizi untuk anak yang membutuhkan.
"Upaya ini dilakukan untuk mencegah anak yang berpotensi stunting agar tetap normal dan membantu anak yang sudah mengalami stunting untuk pulih. Kita semua, pemerintah dan masyarakat, harus bahu membahu dalam upaya pengentasan stunting ini," tegas dr. Saifuddin.
Data Dinkes Pamekasan menunjukkan bahwa Puskesmas Kowel memiliki jumlah balita stunting terbanyak, yaitu 260 balita dari total 3.424 balita. Disusul oleh Puskesmas Kadur dengan 186 balita stunting dari 3.486 balita, dan Puskesmas Tlanakan dengan 166 balita stunting dari 3.000 balita.
Sementara itu, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Pamekasan mencatat bahwa tahun ini terdapat 7.134 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang mendapatkan bantuan pangan risiko stunting dari pusat. Setiap KPM menerima 10 butir telur dan 1 kilogram ayam.
Perjuangan untuk menurunkan angka stunting di Pamekasan membutuhkan komitmen dan kerja keras dari semua pihak. Peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi dan pola asuh yang tepat, serta dukungan penuh dari pemerintah, menjadi kunci untuk mencapai target pengentasan stunting di masa depan.