PDI Perjuangan Jember optimistis meraih sukses ganda dalam Pilkada 2024. Tak hanya ingin memenangkan pasangan Tri Rismaharini-Zahrul Azhar Asumta alias Gus Hans di Pilgub Jatim, partai berlambang banteng moncong putih ini juga bertekad memperpanjang masa pemerintahan Hendy Siswanto-Muhammad Balya Firjaun Barlaman di Jember.
Hal ini disampaikan Sekretaris DPD PDIP Jatim Sri Untari Bisowarno saat mengunjungi DPC PDIP Jember, Jumat (13/9/2024). "Saya datang untuk menyolidkan teman-teman dan mengecek persiapan mereka, mulai dari perencanaan sampai pergerakan. Saya lihat mereka sangat siap," tegas Untari.
Untari melihat posisi PDI Perjuangan yang sendirian mengusung Risma dan Hendy sebagai peluang besar. "Ini berkah keputusan Mahkamah Konstitusi, dan kepiawaian Pak AW (Ketua DPC PDIP Jember Arif Wibowo) untuk memilih calon," ungkapnya.
Untari berharap Risma mendapat dukungan minimal 60 persen pemilih di Jember, menjadikannya penyumbang suara terbanyak untuk kemenangan di Pilgub. "Orang Jember logis. Di sini banyak kampus, banyak lembaga yang rasional dalam memilih. Mereka pasti ingin memilih yang sesuai dengan visi-misi yang ditawarkan," yakin Untari.
"Bu Risma ingin membangun Jawa Timur dengan responsif, efisien, kecerdasan, integritas tinggi, dan konsisten berpikir tentang rakyat, baik dari sisi ekonomi, sosial, kebudayaan, kemiskinan. Terutama kemiskinan harus bisa diturunkan. Angka kemiskinan sudah turun, tapi bisa lebih dipercepat lagi dengan integrated system seluruh kabupaten dan kota," jelas Untari.
Posisi sebagai pengusung tunggal, menurut Untari, justru menguntungkan karena tidak direpotkan koordinasi dengan banyak pihak untuk kampanye pilbup dan pilgub. "Itulah kenapa pilkada di Jember ditargetkan sebagai satu dari sekian pilkada yang bisa dimenangi PDI Perjuangan," tegasnya.
Sekretaris DPC PDI Perjuangan Jember Widarto mengatakan, ada sejumlah strategi pemenangan baru yang disampaikan Untari. "Tinggal bagaimana kami mengaplikasikannya," ujarnya.
Posisi PDI Perjuangan yang sendirian mengusung kandidat di pilgub dan pilbup mengharuskan semua kader dan pengurus bekerja keras. "Tapi enaknya kalau sendirian, pasti lebih gesit karena koordinasinya lebih mudah. Kita ramping, maka geraknya lebih cepat," tambah Widarto.
Widarto menilai, posisi calon wakil bupati dan wakil gubernur yang sama-sama berstatus ulama alias gus bakal memberi energi tambahan pemenangan. "Di Jawa Timur ini kekuatannya ada nasionalis dan religius. Secara sosiologis, kita lihat faktanya nahdliyyin dan nasionalis mengakar di Jatim. Kalau secara antropologis beda lagi. Pemilihnya PDI Perjuangan juga banyak orang NU," pungkasnya.