Sumenep – Tiga ruang kelas SMKN 1 Sumenep yang hangus terbakar pada Kamis (24/10/2024) hingga kini tak diberi garis polisi. Padahal, atap bangunan yang terbakar nyaris runtuh dan kaca jendelanya pecah. Sejumlah siswa bahkan terlihat bermain di sekitar lokasi kebakaran, tanpa menghiraukan bahaya yang mengintai.
Fajrul, Humas SMKN 1 Sumenep, menjelaskan bahwa tidak adanya garis polisi karena memang tidak ada aktivitas belajar mengajar sejak sebelum kebakaran. "Tidak ada kegiatan belajar mengajar, jadi memang tidak dipasang garis polisi," ujarnya.
Meski demikian, tim dari Polres Sumenep telah melakukan penyelidikan awal untuk mencari penyebab kebakaran. Hasilnya, aliran listrik di sekolah yang terbagi menjadi dua diduga menjadi penyebabnya.
"Awalnya kami tidak tahu penyebabnya. Setelah dibantu tim dari Polres, disimpulkan penyebabnya adalah korsleting listrik. Bisa akibat tegangan tinggi atau faktor cuaca yang panas," terang Fajrul.
Beruntung, kebakaran terjadi saat jam istirahat. Ketiga kelas yang terbakar sedang kosong karena para siswa sedang melaksanakan praktek kerja lapangan (PKL). "Kejadiannya saat jam istirahat. Kelasnya kosong karena anak-anak sedang PKL," jelasnya.
Kebakaran diketahui pertama kali oleh salah seorang siswa yang melihat kepulan asap tebal. Para guru dan pegawai sekolah kemudian berusaha memadamkan api dengan peralatan seadanya. Namun, api cepat membesar, sehingga pihak sekolah menghubungi Damkar Sumenep.
"Saat terjadi kebakaran, siswa langsung dipulangkan. Sebagian siswa masih trauma dengan kejadian itu," ungkap Fajrul.
Sementara itu, AKP Widiarti, Kasi Humas Polres Sumenep, mengatakan bahwa pihaknya memang sengaja tidak memasang garis polisi karena pihak sekolah tidak membuat laporan ke Polres Sumenep terkait kejadian tersebut.
"Kami memang tidak pasang police line. Karena sumber kebakarannya sudah jelas akibat korsleting listrik. Dari pihak sekolah juga tidak melapor ke kami," jelasnya.