Data Spasial Jadi Kunci Tepat Sasaran Bantuan Sosial!

Kementerian Sosial (Kemensos) berkolaborasi dengan Badan Informasi Geospasial (BIG) untuk meningkatkan akurasi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Kolaborasi ini bertujuan untuk mewujudkan "Satu Data Terpadu"

Redaksi

Data Spasial Jadi Kunci Tepat Sasaran Bantuan Sosial!

Kementerian Sosial (Kemensos) berkolaborasi dengan Badan Informasi Geospasial (BIG) untuk meningkatkan akurasi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Kolaborasi ini bertujuan untuk mewujudkan "Satu Data Terpadu" yang akan digunakan untuk penyaluran bantuan sosial.

"Presiden meminta kita untuk menyatukan dan memverifikasi data agar konsep Satu Data benar-benar terwujud," tegas Mensos Saifullah Yusuf, atau yang akrab disapa Gus Ipul, saat bertemu dengan jajaran BIG di Kantor Kemensos, Senin (4/11/2024).

Data Spasial Jadi Kunci Tepat Sasaran Bantuan Sosial!

Gus Ipul menekankan pentingnya integrasi DTKS milik Kemensos dengan data geospasial milik BIG. Data spasial yang berbasis koordinat lokasi dan peta tematik sangat dibutuhkan untuk memetakan sebaran penerima bantuan sosial dan penanganan masalah sosial di seluruh Indonesia.

"DTKS yang kita miliki memiliki potensi untuk diintegrasikan dengan data instansi lain, terutama data spasial berbasis lokasi," tambah Gus Ipul.

Kepala BIG, Muh Aris Marfai, menyambut baik kolaborasi ini. Ia menjelaskan bahwa BIG memiliki berbagai instrumen data spasial yang relevan dengan penanganan kemiskinan.

"BIG memiliki data pemetaan kantong kemiskinan ekstrem. Kita bisa melakukan sinkronisasi data dengan Pusdatin Kemensos," ujar Aris.

Plt. Kepala Pusat Data dan Informasi Kesejahteraan Sosial Kemensos, Gandhi Wijaya Cahyo Prajanto, menjelaskan bahwa Kemensos telah menggunakan produk-produk geospasial milik BIG, seperti data digital terkait batas wilayah administrasi dan peta bencana.

"Data spasial ini telah diimplementasikan pada peta bencana di sistem Pusat Kendali (Command Center) Kemensos," ungkap Gandhi.

Wamenso Agus Jabo Priyono juga menekankan pentingnya kepekaan terhadap ancaman megathrust yang menghantui Indonesia.

"Kemensos memiliki konsep penyaluran bantuan yang inklusif dan adaptif. Konsep inklusif harus dipetakan. Kemudian, konsep adaptif perlu disinergikan dengan BMKG karena Kemensos akan berada di garis depan bersama lembaga lain saat terjadi bencana," jelas Wamensos Agus.

Pusdatin Kemensos juga mengintegrasikan data sebaran potensi dan sumber daya kesejahteraan sosial dengan data spasial.

"Data ini dikombinasikan dengan data sebaran lumbung sosial, gudang logistik, sentra-sentra Kemensos, dan posisi SDM pilar sosial terdekat dari titik bencana," jelas Gandhi.

Dengan sistem Pusat Kendali (Command Center) Kemensos, bantuan dapat disalurkan dengan cepat dan tepat sasaran ke wilayah yang terkena bencana.

"Kami juga menggunakan data spasial pada SIKS-NG untuk usulan DTKS oleh pemerintah daerah maupun masyarakat. Layer batas wilayah yang disampaikan oleh Kabadan BIG sudah kami gunakan untuk memastikan bahwa yang bersangkutan (pemerlu pelayanan kesejahteraan sosial) benar posisinya ada di desa tersebut," jelas Gandhi.

Penggunaan data spasial yang dikombinasikan oleh Kemensos dalam pengelolaan DTKS bertujuan untuk memastikan data tepat sasaran dan akurat. Semua potensi yang dimiliki dapat dikonsolidasikan dengan data-data dari Kementerian lembaga lain untuk mewujudkan konsep satu data tunggal terpadu.

"Secara konsep, kementerian dan lembaga sudah clear masalah penyatuan data. Kemensos sangat membutuhkan data spasial agar bantuan dapat tepat sasaran," tegas Wamensos Agus.

Gus Ipul menginstruksikan Pusdatin Kemensos untuk segera menindaklanjuti masalah teknis dengan BIG agar data yang dimiliki Kemensos menjadi lebih sempurna.

Mohon maaf, Foto memang tidak relevan. Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Klik Laporkan. Terima Kasih
Laporkan

Tags

Related Post

Tinggalkan komentar