Jember – Isu PKI kembali menghantui Pilkada Jember. Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, menilai munculnya isu tersebut sebagai bentuk kekhawatiran dari pihak tertentu.
"Tuduhan-tuduhan itu sudah tidak laku lagi. Sejarah dan bukti-bukti empiris menunjukkan bagaimana Bung Karno dan Bu Mega berjuang dengan nilai-nilai Pancasila untuk kemajuan Indonesia," tegas Hasto saat menghadiri rapat konsolidasi pemenangan Pilkada di Hotel Cempaka Hill, Selasa (5/11/2024).
Hasto juga memberikan pesan kepada pasangan calon Hendy Siswanto dan Muhammad Balya Firjaun Barlaman agar tidak gentar menghadapi serangan. "PDI Perjuangan adalah bagian dari rakyat. Kader-kader kami bersama rakyat, berjuang bersama rakyat," lanjutnya.
Isu PKI ini muncul setelah beredarnya video pidato Muhammad Fawait, calon bupati nomor urut 2, dalam acara refleksi Hari Santri pada 21 Oktober 2024. Dalam pidatonya, Fawait menyinggung peran santri dan ulama dalam merebut kemerdekaan. Dia juga meminta doa dan dukungan agar bisa memimpin Kabupaten Jember.
Nada suara Fawait meninggi saat dia menyinggung adanya usaha yang masif dan sistematis untuk menghadangnya. "Ada upaya besar untuk menghadang santri memimpin Jember dengan menyebar hoaks, mengolok-olok, memfitnah, dan membuat berita keji," tegas Fawait.
Fawait bahkan menyinggung Gerakan 30 September PKI. "Saya kok kayaknya ingat seperti Gerakan 30 S PKI yang ingin menghabisi para ulama, kiai, dan santri di republik ini. Tapi kita semua yang berkumpul di sini tidak akan rela. Maka tidak ada kata lain kecuali lawan dan kita harus menang atau menang mutlak," tegasnya.
Pidato tersebut memantik reaksi dari masyarakat. Laskar Santri Nusantara (LSN) mendatangi kantor Bawaslu Jember pada Rabu (30/10/2024) untuk menuntut pemeriksaan Fawait karena dianggap berpotensi menciptakan kegaduhan dan fitnah.
Dima Ahyar, sekretaris tim pemenangan Muhammad Fawait-Djoko Susanto, menyatakan belum ada panggilan klarifikasi dari Bawaslu Jember. "Kami yakin tidak ada sesuatu yang dilanggar," katanya.