Surabaya, Madura Post – Nasib pilu menimpa DE, seorang remaja berusia 16 tahun yang terjaring razia di eks lokalisasi Dolly, Surabaya. DE, yang teridentifikasi sebagai Pekerja Seks Komersial (PSK) di bawah umur, kini mendapatkan pendampingan intensif dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kota Surabaya.
Kepala DP3APPKB Kota Surabaya, Ida Widyawati, mengungkapkan bahwa fokus utama saat ini adalah pemulihan psikologis DE. Pendampingan ini bertujuan untuk memberikan penguatan mental dan edukasi mengenai bahaya prostitusi bagi kesehatan dan masa depannya.

"Ananda DE saat ini berada di shelter kami. Kami berupaya memberikan pendampingan psikologis yang komprehensif dan mengedukasi tentang dampak buruk dari aktivitas yang telah dilakukannya," ujar Ida Widyawati, Kamis (20/11/2025).

Related Post
Selain pendampingan psikologis, DP3APPKB Kota Surabaya juga telah melakukan tes HIV/AIDS terhadap DE. Kabar baiknya, hasil tes menunjukkan bahwa DE negatif HIV/AIDS.
"Alhamdulillah, hasil tes HIV DE negatif. Kami terus berupaya mendampingi secara psikologis untuk mengembalikan kepercayaan dirinya dan memberikan harapan baru," imbuh Ida.
Pemkot Surabaya tidak hanya berhenti pada pendampingan psikologis dan kesehatan. Melihat latar belakang pendidikan DE yang terputus sejak Sekolah Dasar (SD), Pemkot Surabaya berencana memfasilitasi DE untuk kembali mengenyam pendidikan melalui program kejar paket.
"Sangat disayangkan DE bahkan belum menyelesaikan pendidikan SD-nya. Kami berupaya memberikan kesempatan kedua melalui program kejar paket agar DE dapat melanjutkan pendidikannya," pungkas Ida Widyawati.
Kasus DE menjadi potret buram permasalahan sosial di Surabaya dan menjadi pengingat akan pentingnya perlindungan anak dan penanganan komprehensif bagi korban eksploitasi.









Tinggalkan komentar