Pamekasan – Job fair yang digadang-gadang sebagai solusi pengangguran di Pamekasan ternyata tak semulus harapan. Walau 450 pencari kerja mendaftar, hanya 60 persen yang berhasil lolos interview.
Ali Syahbana, Kepala Bidang Penempatan Kerja dan Transmigrasi Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Ketenagakerjaan (Diskop UKM dan Naker) Pamekasan, mengakui tidak semua yang lolos interview langsung diterima kerja. "Ada yang tidak datang saat interview, bahkan ada yang sudah diterima tapi mengundurkan diri," ungkapnya, Rabu (4/9/2024).
Dominasi fresh graduate di job fair ini menjadi sorotan. Ali Syahbana menegaskan pihaknya akan terus memantau penyerapan tenaga kerja di perusahaan yang terlibat. "Harapannya, tenaga kerja lokal di Pamekasan bisa terserap," imbuhnya.
Job fair tahun ini dinilai cukup efektif menjaring tenaga kerja. "50 persen perusahaan yang bergabung adalah perusahaan lokal. Yang paling banyak diminati adalah lowongan kerja ke luar negeri sebagai TKI. Namun, keberangkatan mereka diproyeksikan tahun depan," jelas Ali.
Rencana penyelenggaraan job fair tahun depan masih dalam tahap perencanaan. "Kita akan lihat porsi anggaran juga," tambahnya.
Rofiki, warga Pasean, mengaku tidak mengetahui adanya job fair tersebut. Ia menilai sosialisasi kegiatan ini kurang merata, terutama di pelosok Pamekasan.
"Harapannya, job fair tahun depan bisa menyediakan lowongan kerja yang sesuai dengan minat anak muda. Selain itu, proses pendaftaran harus dipermudah. Persyaratan yang rumit sering menjadi kendala," ungkap Rofiki.
Ia juga menyarankan agar Pemkab Pamekasan melakukan analisis kebutuhan dan minat anak muda sebelum menyelenggarakan job fair. "Sosialisasi juga harus menyeluruh, tidak hanya di wilayah perkotaan," pungkasnya.