Kabupaten Madiun ternyata punya rahasia di balik kesuburannya! Produksi padi di tahun 2023 meningkat pesat, padahal luas panen justru sedikit menurun. Ini menandakan produktivitas pertanian di Madiun semakin tinggi!
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Madiun menunjukkan, total produksi padi pada tahun 2023 mencapai 418,65 ribu ton gabah kering giling (GKG), naik 4,25% dibanding tahun sebelumnya. Sementara itu, luas panen hanya 71,72 ribu hektare, turun 1,83% dibanding tahun 2022.
Kenaikan produksi ini tak lepas dari peran penting Dinas Pertanian dan Perikanan (Dispertakan) Kabupaten Madiun yang berhasil meraih penghargaan nasional sebagai peringkat ketiga dalam Indeks Pertanaman Padi Tertinggi tingkat Kabupaten/Kota untuk tahun 2023.
"Kami semua memiliki komitmen tinggi dalam mendukung dan menjalankan program kedaulatan pangan pemerintah," ujar Sumanto, Kepala Dispertakan Kabupaten Madiun.
Sumanto mengungkapkan, keberhasilan ini tak lepas dari dukungan seluruh pihak terkait, mulai dari Kelompok Tani (Poktan), Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), TNI, Polri, hingga berbagai pemangku kepentingan lainnya. Tak kalah penting, Sumanto juga menyebutkan adanya peran penting dari dukungan Pemerintah Daerah Kabupaten Madiun.
"Dengan dukungan fasilitas seperti pompanisasi, kami dapat mengoptimalkan pertanian padi dan palawija," jelasnya.
Sumanto berharap pencapaian ini dapat menjadi dorongan semangat bagi para petani dan seluruh jajaran pertanian di Kabupaten Madiun. Ia optimis bahwa dengan semangat dan dukungan yang berkelanjutan, ketahanan pangan di Kabupaten Madiun akan terjaga, bahkan memperkuat posisinya sebagai lumbung pangan di wilayah Jawa Timur bagian barat.
"Pencapaian ini diharapkan menjadi motivasi untuk mempertahankan status Kabupaten Madiun sebagai lumbung pangan, sehingga ketahanan pangan nasional tetap aman dan berkelanjutan," harapnya.
Namun, di balik kesuksesan ini, ada pertanyaan yang mengganjal: Apakah Madiun bisa mempertahankan predikatnya sebagai lumbung pangan nasional?
Sumanto mengakui, tantangannya adalah menarik generasi muda untuk terjun ke dunia pertanian. "Saat ini perlu adanya generasi dan trobosan sehingga menarik generasi muda bekerja di bidang pertanian atau sebagai petani," ujar Sumanto.
Pertanyaan ini menjadi PR bagi Kabupaten Madiun. Apakah mereka mampu mempertahankan predikatnya sebagai lumbung pangan nasional dan mengatasi tantangan generasi muda? Kita tunggu saja jawabannya!