MaduraPost melaporkan, Seven Clean Seas, dengan dukungan filantropis, telah berhasil menyelesaikan renovasi dua rumah di Pulau Batam, Indonesia. Renovasi ini berfokus pada penggantian atap rumah yang terbuat dari asbes berbahaya dengan atap baru yang lebih aman dan berkelanjutan, terbuat dari plastik daur ulang. Proyek ini tidak hanya mengubah limbah menjadi infrastruktur yang aman, tetapi juga mengatasi masalah kesehatan masyarakat yang serius akibat paparan asbes. WHO dan ILO mencatat bahwa asbes menyebabkan lebih dari 200.000 kematian setiap tahunnya.
Penggunaan asbes, yang dapat menyebabkan berbagai kanker dan penyakit pernapasan kronis, masih umum di negara berkembang. Di Batam sendiri, hampir 56.000 penduduk menderita ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) pada tahun 2024, menunjukkan urgensi akan solusi atap yang lebih aman. Meskipun lebih dari 50 negara telah melarang asbes, inisiatif seperti ini sangat penting di negara-negara yang masih menggunakan material berbahaya tersebut. Proyek ini juga meningkatkan kesadaran akan bahaya asbes dan tanggung jawab lingkungan.
Setiap atap rumah inovatif ini dibuat dari sekitar 250 kantong plastik belanja (sekitar 1,5 kg per pelat), mengubah limbah plastik menjadi solusi perumahan yang berkelanjutan. Dalam proyek percontohan yang dimulai pada 17 Agustus 2024, 1.700 kg plastik dari laut telah didaur ulang menjadi 1.186 atap rumah. Selain atap, Seven Clean Seas juga meningkatkan struktur bangunan secara keseluruhan, memberikan rumah yang lebih aman dan layak huni.
Proyek ini melibatkan penduduk lokal secara aktif, meningkatkan kesadaran akan daur ulang plastik dan bahaya asbes. Kombinasi edukasi dan keterlibatan masyarakat memastikan dampak jangka panjang yang positif. Sejak 2022, Seven Clean Seas telah berkolaborasi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pemerintah Kota Batam untuk memperluas proyek ini. Upaya ini selaras dengan target National Plastic Action Partnership (NPAP) Indonesia untuk 2030, menjadikan Batam sebagai model pembangunan berkelanjutan. Seven Clean Seas berencana memperluas proyek pada 2025, memproduksi lebih dari 2.000 pelat atap dan mendaur ulang 2.700 kg kantong plastik.
Berita ini juga terbit di: www.vritimes.com/id