Objek wisata kasur pasir di Desa Legung, Kecamatan Batang-Batang, Sumenep, tengah dihadapkan pada permasalahan sampah yang menumpuk. Warga setempat mengeluhkan minimnya fasilitas pengolahan sampah di kawasan wisata yang semakin ramai dikunjungi.
Hariyanto, warga sekitar, mengungkapkan bahwa wisata kasur pasir telah menarik banyak wisatawan, baik dari dalam maupun luar Madura, bahkan mancanegara. Namun, keindahan alam tersebut ternoda oleh tumpukan sampah yang tak terurus.
"Banyak yang datang ke sini, tetapi yang dikeluhkan banyak sampah yang kurang diperhatikan," keluh Hariyanto.
Ia pun mendesak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep untuk segera menyediakan tempat sampah yang memadai di sekitar pantai.
"Kami menginginkan ada tempat sampah besar di sekitar pantai, sebab para wisatawan juga menikmati pantai kami," tegasnya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sumenep, Arif Susanto, menjelaskan bahwa program penanganan sampah untuk wilayah timur daya, termasuk Desa Legung, belum tercantum dalam rencana tahun ini.
"Untuk tahun ini tidak ada program ke daerah timur daya," ujar Arif.
Meskipun demikian, DLH Sumenep tengah fokus pada program Desa Bersih dan Lestari (Berseri) untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan.
"Nanti akan ada lima lagi desa baru untuk kita kirim ke provinsi, tahun ini ada tujuh desa yang sudah menerima Berseri, dari status Pratama, Madya dan Mandiri," paparnya.
Arif juga mengungkapkan bahwa pihaknya telah menyiapkan lima desa untuk dibina agar memenuhi kategori Desa Berseri pada tahun 2024.
"Untuk daerah Batang-Batang yang disebut itu masih belum," imbuhnya.
Meskipun Desa Legung belum masuk dalam program penanganan sampah tahun ini, Arif berharap, dengan meningkatnya desa berseri di Sumenep, upaya menjaga lingkungan di Bumi Sumekar dapat berkelanjutan dan berdampak positif pada peningkatan ekonomi di Kota Keris.