Sampang – Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Sampang dari sektor pasar anjlok drastis. Target Rp6 miliar meleset jauh, hanya tercapai Rp3 miliar. Kondisi infrastruktur pasar yang rusak diduga menjadi penyebab utama penurunan pendapatan tersebut.

Hal ini terungkap dari temuan Pansus LKPj DPRD Sampang. Dugaan kebocoran PAD pun mencuat. Sekretaris Daerah (Sekda) Sampang, Yuliadi Setiyawan, mengakui adanya permasalahan dalam pengelolaan dan pelayanan pasar. Menurutnya, retribusi pasar yang meliputi kios, los, pelataran, dan parkir, harus diimbangi dengan pelayanan yang memadai, termasuk perbaikan infrastruktur.

Pasar Sampang Rusak, PAD Merosot Tajam
Gambar Istimewa : i0.wp.com

"Retribusi berbeda dengan pajak. Pengambilan retribusi harus disertai pelayanan, seperti perbaikan fisik pasar," jelas Yuliadi, Senin (5/5/2025).

Ia mencontohkan kasus sapi yang patah kaki akibat kondisi pasar yang buruk. Untuk mengantisipasi kejadian serupa, pemerintah daerah telah melakukan penimbunan tanah uruk.

Lebih lanjut, Yuliadi menekankan pentingnya sistem pengelolaan yang baik untuk mencegah kebocoran PAD. Sistem elektronik, misalnya, dianggap efektif untuk memantau pembayaran retribusi oleh pedagang.

"Sistem elektronik akan memberikan data akurat siapa yang sudah dan belum membayar. Diskopindag bertanggung jawab atas eksekusi sistem ini," tegasnya. Ke depan, perbaikan sistem dan infrastruktur pasar menjadi kunci untuk meningkatkan PAD sektor ini.