Banyuwangi, Madura Post – Upacara Hari Jadi Banyuwangi (Harjaba) ke-253 di Taman Blambangan, Minggu kemarin, menampilkan perpaduan budaya yang memukau. Peserta upacara berbalut aneka busana adat, merepresentasikan keberagaman etnis yang mewarnai ujung timur Pulau Jawa.
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, menjadi pusat perhatian dengan balutan Cheongsam Sangjit merah menyala. Keanggunan Ipuk dalam busana etnis Tionghoa ini semakin memperkaya semarak perayaan Harjaba. Tak hanya Bupati, Forpimda Banyuwangi pun turut serta mengenakan beragam busana adat, mulai dari Osing, Bali, Madura, Jawa, Bugis, Melayu, Arab, hingga Tionghoa. Wakil Bupati Sugirah misalnya, tampil gagah dengan busana pernikahan adat Jawa.
"Banyuwangi adalah tamansari Nusantara. Keberagaman suku dan etnis ini harus kita jaga dan majukan bersama," tegas Bupati Ipuk. Ia menekankan pentingnya kebersamaan dan kolaborasi dalam pembangunan Banyuwangi. "Tanpa gotong royong, Banyuwangi tak mungkin seperti sekarang," tambahnya.
Puncak acara ditandai dengan penyerahan santunan kepada 253 anak yatim dan makan tumpeng bersama warga Sewu Ancak. Perayaan Harjaba tahun ini bukan hanya sekadar peringatan, melainkan juga perwujudan nyata semangat persatuan dan keberagaman di Bumi Blambangan.