Jombang – Hasil Pilkada Jombang 27 November 2024 lalu mengejutkan banyak pihak. Calon petahana, Mundjidah Wahab-Sumrambah, tumbang secara telak di tangan penantangnya, H. Warsubi-KH. Salmanudin Yazid (Warsubi-Gus Salman) atau Warsa. Selisih suara yang signifikan membuat kemenangan Warsa sulit dibantah.
Berdasarkan hasil quick count LSI, Warsubi-Salman meraih 74,49 persen suara, jauh meninggalkan Mundjidah-Sumrambah yang hanya memperoleh 25,51 persen. Hasil real count KPU Jombang pun tak jauh berbeda. Dari 1942 TPS yang telah dihitung (100%), Warsubi-Salman meraup 550.500 suara (75,07%), sementara Mundjidah-Sumrambah hanya mendapatkan 182.848 suara (24,93%). Rapat pleno terbuka KPU Jombang pada 3 Desember 2024 semakin mengukuhkan kemenangan Warsa dengan perolehan 515.880 suara berbanding 173.098 suara untuk pasangan petahana. Warsa bahkan menyapu bersih kemenangan di seluruh 21 kecamatan di Kabupaten Jombang.
Juru Bicara Warsa, Muhammad Subaidi Muchtar, menyatakan kemenangan ini berkat kepercayaan masyarakat terhadap program-program Warsa yang dinilai sangat dibutuhkan. Hal ini sejalan dengan hasil survei LSI Denny JA dan Pusdeham Unair yang menunjukkan tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Mundjidah-Sumrambah sangat rendah. Survei tersebut bahkan mengungkap fakta mengejutkan: 70,9% (LSI) dan 77,7% (Pusdeham Unair) masyarakat Jombang menginginkan pemimpin baru yang jujur dan amanah. Minimnya legacy pembangunan yang berdampak pada perbaikan ekonomi masyarakat, serta tingginya angka kemiskinan dan pengangguran, menjadi faktor utama penyebab kekecewaan publik. Survei LSI Denny JA juga menunjukkan angka kesukaan terhadap Warsubi (95,4%) dan Salmanudin (95,2%) jauh lebih tinggi dibandingkan Mundjidah (86,8%) dan Sumrambah (89,1%). Hanya 31,8% masyarakat yang menginginkan petahana kembali memimpin, berbanding 55,9% yang menginginkan perubahan.
Pengamat politik Jombang, Mukari, menambahkan bahwa kegagalan Mundjidah-Sumrambah dalam memenuhi tiga hal krusial – mengatasi persoalan masyarakat, memenuhi kebutuhan masyarakat, dan menjawab harapan masyarakat – menjadi penyebab utama kekalahan mereka. Ia juga menekankan pengaruh konteks politik nasional dalam Pilkada Jombang, yang menggambarkan pertarungan antara partai penguasa dan oposisi.
Dalam Pilkada Jombang, Mundjidah-Sumrambah diusung oleh PDIP, PPP, Demokrat, dan Hanura, sementara Warsubi-Salman didukung oleh Gerindra, PKB, Golkar, PKS, Nasdem, PAN, PSI, dan Partai Gelora. Perbedaan dukungan partai ini juga turut mewarnai dinamika pertarungan politik di Jombang.